4 Perbedaan Buku Fiksi dan Nonfiksi, Penulis Pemula Wajib Tahu!
Di masa Anda sekolah pasti pernah mendapatkan materi mengenai buku fiksi dan nonfiksi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Apakah Anda masih ingat apa saja perbedaan dan ragam dari dua genre tersebut? Mungkin bagi Anda yang gemar menulis sudah sangat paham terkait hal itu. Namun, beberapa orang masih belum mengetahui dengan detail perbedaannya.
Lain halnya jika Anda pernah menempuh pendidikan di perguruan tinggi dengan fokus sastra, di mana klasifikasi genre merupakan pelajaran dasar yang harus dikuasai. Tidak terkecuali fiksi dan nonfiksi. Dua genre ini menjadi induk pada klasifikasi genre buku-buku yang beredar, walaupun saat ini keduanya sudah dikembangkan menjadi lebih beragam.
Buku Fiksi
Buku Fiksi sendiri dapat didefinisikan sebagai tulisan yang bersumber dari imajinasi atau rekaan penulis. Dari segi narasi, fiksi bisa dikembangkan dengan sangat luas sesuai khayalan penulis itu sendiri. Namun, ada batasan-batasan tertentu seperti kesesuaian tema dan alur. Batasan itu bertujuan agar mempermudah pesan yang akan disampaikan kepada pembaca.
Buku Nonfiksi
Berbeda dengan buku fiksi yang ide utamanya adalah sebuah khayalan atau imajinasi, buku nonfiksi bersumber dari data real yang diperoleh melalui hasil riset, studi, atau pengalaman penulis. Sumber ide penulisan inilah yang menjadi pembeda utama antara fiksi dan nonfiksi. Lebih jauh lagi, buku nonfiksi harus memuat fakta yang dapat dipertanggungjawabkan oleh penulisnya. Contoh buku nonfiksi adalah biografi, pengembangan diri, buku-buku pendidikan, dan buku sejarah.
Perbedaan Buku Fiksi dan Nonfiksi
Selain sumber penulisan, masih ada beberapa perbedaan buku fiksi dan nonfiksi yang tidak banyak diketahui orang awam. Berikut beberapa perbedaannya.
Tujuan Penulisan
Secara garis besar, buku fiksi dan nonfiksi memiliki tujuan penulisan yang berbeda. Buku fiksi umumnya ditulis untuk media hiburan, walaupun ada juga amanat dan pesan yang disampaikan kepada pembaca. Anda mungkin pernah memperhatikan novel-novel remaja yang laris di pasaran, sebagian besar bertema percintaan. Hal itu karena penulis memahami bahwa pembacanya terhibur dengan sajian tema-tema percintaan.
Di sisi lain, buku nonfiksi bertujuan untuk memberikan data bagi kelompok pembaca tertentu. Data tersebut dapat berupa fakta lapangan atau hasil penelitian. Dapat juga berupa pandangan penulis yang sudah di verifikasi kebenarannya. Dapat disimpulkan bahwa tujuan penulisan buku nonfiksi untuk menyajikan informasi, temuan baru, atau menyempurnakan temuan yang sudah ada.
Cara Memperoleh Data
Selanjutnya adalah cara memperoleh data. Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa sumber data penulisan buku fiksi dan nonfiksi jauh berbeda, yaitu melalui khayalan dan juga fakta. Selain itu, yang membedakan keduanya adalah cara penulis memperoleh data-data tersebut. Pada buku fiksi, imajinasi penulis tidak serta-merta hadir dalam benaknya, diperlukan pemahaman mendalam terkait suatu peristiwa dan pengalaman agar buku yang ditulis imajinatif dan bahkan sampai pada taraf out of the box.
Beralih ke buku nonfiksi, pemerolehan data dapat dilakukan dengan pengamatan, riset, serta menggunakan data pendukung seperti tulisan-tulisan ilmiah yang sudah dipublikasikan. Walaupun tidak semua buku nonfiksi memperoleh data dengan cara itu, misalnya pada penulisan biografi maka penulis mendapat data melalui teknik interview tokoh atau orang terdekatnya sebagai bahan tulisan.
Penyajian
Dari segi penyajian, buku fiksi dan non fiksi memiliki perbedaan yang lumayan mencolok. Buku fiksi umumnya disajikan dengan berbagai macam gaya bahasa yang menarik, bahkan puitis. Hal itu berkaitan dengan tujuan dari penulisan buku itu sendiri yang tidak lain sebagai media hiburan. Di sisi lain, buku nonfiksi disajikan dengan gaya bahasa yang informatif atau deskriptif, tujuannya agar pembaca lebih mudah memahami serta tidak menimbulkan kesan ambigu atau makna ganda.
Sifat Buku
Terakhir adalah terkait sifat buku itu sendiri. Pada buku fiksi, konten yang disajikan bersifat subjektif. Artinya, penulis bebas untuk memasukan pendapat, opini, gagasan dan lain sebagainya pada tulisan tersebut. Penulis tidak perlu mengikuti aturan atau pendapat orang lain.
Sedangkan pada buku nonfiksi, penulisan bersifat objektif. Artinya, penulis perlu memperhatikan fakta-fakta yang disajikan, terutama harus valid dan diterima oleh pembaca. Misalnya, pada buku pendidikan. Penulis harus menyajikan data yang bersumber dari dunia pendidikan. Di lain sisi, pembaca juga dapat melihat data tersebut secara langsung.
Itulah hal-hal terkait buku fiksi dan nonfiksi, beberapa perbedaan di atas mungkin tidak banyak diketahui penulis terutama bagi yang masih awal terjun ke dunia kepenulisan. Nah, bagi Anda yang ingin menulis buku dan kebingungan menentukan genre yang tepat maka beberapa poin di atas mungkin dapat membantu Anda. Terlepas dari genrenya, jika Anda memiliki ide dan ingin dituang dalam buku tapi terkendala waktu maka Anda dapat mencoba jasa ghostwriter. https://jasapenulisprofesional.com