Cara Menerbitkan Buku Autobiografi

Membuat tulisan menarik
(Sumber: Kompasiana.com)

Menulis merupakan salah satu kegiatan yang cukup banyak dilakukan oleh masyarakat akhir-akhir ini. Selain menulis dijadikan sebagai hobi, menulis juga terkadang dilakukan untuk mengisi waktu luang agar terasa lebih produktif. Kebanyakan orang-orang di luar sana lebih menyukai membuat tulisan menarik dalam bentuk cerita pribadi. Hal itu karena dirasa lebih mudah untuk menceritakan kisah nyata daripada mengarang sebuah cerita.

Setiap orang pasti memiliki karakteristik tersendiri dalam menulis dan bercerita. Ada yang lebih suka menuliskannya menggunakan bahasa novel atau juga ada yang lebih suka menggunakan bahasa populer. Pada dasarnya, setiap tulisan yang mereka tulis merupakan untaian kata-kata dari dalam lubuk hati mereka atau dapat dikatakan juga sebagai bentuk curahan isi hati yang tertulis.

Mungkin sebagian besar dari kita sudah mengetahui jika menuliskan kisah atau riwayat pribadi diri sendiri disebut dengan autobiografi, yaitu membuat tulisan menarik mengenai suka dan duka dalam kerasnya kehidupan. Lalu setelah selesai menulis, sering kali kita kebingungan tentang bagaimana kelanjutan dari tulisan yang ditulis. Sayang sekali rasanya jika tulisan ini hanya dijadikan sebagai komsumsi pribadi, padahal cerita-cerita yang dituliskan dapat menginspirasi banyak orang jika disebarluaskan. Nah, maka dari itu bagaimana sih cara menerbitkan tulisan tersebut?

Cara menerbitkan tulisan autobiografi yang pertama tentunya kita harus sudah selesai pada tahap penulisan naskah. Naskah tersebut juga harus sudah memuat kisah yang lengkap. Kisah bisa dimulai dari cerita kelahiran, asal-usul keluarga, pendidikan, perjalanan hidup, prestasi yang pernah diraih, cara mendapatkan kesuksesan, hingga hal-hal yang sekiranya dapat diteladani oleh para pembaca. Tak lupa tentunya juga dibuat daftar isi, prolog, epilog, sinopsis, dan lain sebagainya yang sekiranya diperlukan.

Kedua, barulah masuk pada tahap edit. Pada tahap ini membutuhkan ketelitian yang luar biasa karena kita harus membaca kembali, memperbaiki kata dan kalimat yang keliru, hingga menyelaraskan cerita. Tak jarang pada tahap ini juga memakan waktu yang cukup lama seperti penulisan naskah.

Ketiga, setelah naskah dirasa sudah fix, barulah masuk ke tahap ilustrasi, layout, hingga pembuatan cover buku. Sebenarnya, pada tahap ini dapat dilakukan beriringan sambil menulis atau mengedit naskah karena inspirasi dan imajinasi biasanya bisa datang kapan pun, terlebih ketika sedang menyentuh teks tersebut. Namun, alangkah baiknya dikerjakan secara berurutan agar tidak menimbulkan kebingungan. Jika ada ide yang muncul sebelum masuk tahap ini, kita bisa menuliskan pokok ide tersebut terlebih dahulu untuk dikerjakan nanti.

Keempat adalah tahap pengecekan ulang. Di sini kita harus meninjau kembali karya kita apakah masih ada yang perlu direvisi atau sudah bisa dilanjutkan ke tahap cetak. Terakhir, barulah tahap cetak. Pada tahap ini kita juga sebelumnya harus menyurvei terlebih dahulu kualitas percertakan-percetakan mana yang sekiranya bagus untuk kita gunakan.

Sementara itu, ada juga yang sejak awal kepenulisan naskah sudah bekerja sama dengan penerbit umum untuk membuat buku biografi. Kita dapat bercerita panjang lebar mengenai riwayat hidup yang kita lewati, lalu mereka akan membantu kita untuk membuat buku biografi yang diimpikan.

Setelah ditinjau kembali, sebenarnya tidak ada alasan yang mematahkan mimpi untuk menginspirasi banyak orang melalui cerita kita. Membuat tulisan menarik tentang diri sendiri atau autobiografi memang membutuhkan waktu. Namun, jika tidak sempat untuk menulisnya, kita bisa menyerahkan sepenuhnya kepada jasa penulisan biografi. Oleh karena itu, janganlah sia-siakan kisah inspiratif untuk seorang diri, bagikan juga kepada mereka para pembaca. Selamat berkarya!

Bagikan Ke :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to top