Bingung Mengembangkan Ide Menulis? Terapkan 7 Cara Ini!

Mengembangkan Ide Menulis Bisa Dimulai dari Obrolan

Bingung Mengembangkan Ide Menulis? Terapkan 7 Cara Ini!

Ide merupakan susunan rancangan yang ada dalam pikiran manusia. Ide bisa muncul sewaktu-waktu, tetapi juga bisa diciptakan. Setiap ide adalah harta karun. Ide yang dikembangkan nantinya akan melahirkan karya yang tidak terduga. Kalau ditelusuri lebih dalam lagi, menurutmu, apakah setiap orang pernah mengalami kesulitan dalam mengembangkan ide menulis? Pasti, jawabannya pernah.

Maka dari itu, ketika ide sudah muncul, segeralah tulis di bukumu dan kembangkan perlahan. Karena jika tidak segera ditulis, ide tersebut akan terlupakan dan berujung hilang. Perlu diketahui bahwa pengembangan ide ini tidak mudah bagi sebagian orang. Perlu proses yang panjang.

 

Mengembangkan Ide Menulis Bisa Dimulai dari Obrolan

“Saya punya ide, tetapi masih mentok di situ-situ saja.”

“Ide saya banyak, tetapi bingung mau menulisnya.”

Nah, pernahkah kamu berpikir demikian?

Ada masa-masa di mana ide yang kamu temui tidak bisa berkembang. Hal ini terjadi karena kamu memerlukan bahan diskusi dan sumber inspirasi lainnya.

Pertanyaannya, bagaimana cara mengembangkan ide-ide tersebut menjadi suatu tulisan?

Kamu tidak perlu jauh-jauh mencari jawabannya karena jawaban tersebut ada di sekitarmu, bahkan dekat. Selama ini kamu tidak pernah menyadarinya kan?

Yuk simak cara berikut untuk mengembangkan ide menulismu!

  • Mengobrol

Mengobrol dengan beberapa orang merupakan alternatif mudah untuk mengembangkan ide menulis. Setiap obrolan yang mengalir selalu memberikan pengetahuan baru karena masing-masing orang memiliki pendapat dan cerita tersendiri. Poin pentingnya, tentukan dulu poin yang ingin dibahas. Buka dengan pertanyaan yang umum, lalu sambungkan dengan pertanyaan yang ingin kamu tanyakan.

Mengobrol dengan orang lain, artinya mengulas ide yang kamu pikirkan. Pendapat orang lain dapat membuka pemikiranmu dan memberikan jalan baru yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya. Terjadinya interaksi dua arah sangat menguntungkan bagi kedua pihak karena keduanya sama-sama memiliki pengetahuan dan pandangan baru. Kamu bisa melakukan obrolan secara daring maupun langsung.

Dalam hal ini, kamu memang mengobrol santai, tetapi perlu memperhatikan hal di bawah ini agar mendapatkan hasil yang sesuai.

  1. Tentukan topik.
  2. Tentukan orang yang akan diajak mengobrol.
  3. Rangkum topik obrolan.
  4. Catat hal-hal yang menarik dan kembangkan dengan ide yang dipunya.

  • Baca Buku

Buku adalah ladang ilmu, seperti itulah gambarannya. Seseorang yang memiliki wawasan luas, bisa dipastikan bahwa dia gemar membaca buku. Setiap buku lahir dari pemikiran orang yang menuliskannya. Semakin banyak buku yang kamu baca maka semakin banyak pemikiran orang yang kamu temukan.

Pemikiran para penulis tersebut dapat membuat kamu memiliki persepsi sendiri, pro atau kontra. Juga dapat memunculkan ide menulis secara tidak langsung. Maka dari itu, mulailah membaca buku-buku yang berkaitan dengan idemu. Setelah itu, temukan kejutan-kejutan dari buku tersebut dan jangan lupa untuk menandai setiap kalimat yang kamu butuhkan.

  • Berikan Waktu Khusus

Ketika memiliki ide, jangan pernah disia-siakan hanya karena tidak punya waktu untuk merealisasikan. Kamu perlu memberikan waktu khusus jika ingin mengembangkannya menjadi tulisan apik. Waktu khusus ini sangat mengelaborasi ide menulis. Carilah satu waktu khusus di sela-sela keseharianmu.

Percayalah bahwa ide-ide akan berkembang dalam waktu khusus ini karena kamu hanya memikirkan satu hal saja. Kalau kamu sudah menemukan waktu khusus maka langkah selanjutnya adalah belajar konsisten. Sebuah karya yang luar biasa lahir dari kekonsistenan. Artinya, kamu memiliki progres menulis, yang mana akan membuatmu lebih semangat untuk mengembangkan ide dan menyelesaikannya menjadi satu tulisan rampung. 

Berikut waktu khusus yang bisa menjadi referensimu.

  1. Setiap hari: 1—2 jam.
  2. Akhir pekan: 3—5 jam.
  3. Dua kali dalam seminggu: 2—3 jam.

  • Susun Outline

Outline merupakan rancangan garis besar dari ide yang ingin kamu tulis. Pembuatan outline dapat membantumu lebih mudah merinci pembahasan utama dari ide yang ingin kamu sampaikan. Saat poin-poin sudah terbentuk, kamu tinggal mengisinya dengan teori-teori dan tulisan yang berbobot yang sesuai. Hal ini tentunya sangat memudahkanmu dalam mengembangkan ide tulisan.

Sebelum menyusun outline, alangkah baiknya kamu sudah menentukan topik yang akan kamu tulis sehingga sudah diketahui apa saja yang ingin dibahas. Berikutnya, kamu perlu mengulas masing-masing poin lebih dalam. Kamu bisa memulainya dari referensi bacaan hingga wawancara langsung. Dari sanalah, outline yang dibuat bisa sesuai dengan tujuan yang kamu inginkan.

Untuk membuat outline, kamu perlu mengetahui bagian-bagiannya agar sesuai. Berikut tiga bagian outline buku (Siswanto, Wahyudi dan David MinG, 2020).

  1. Pengantar atau pendahuluan

Pembuka yang terdiri dari 1—2 bab sebagai pengantar bagi pembaca mengenai gambaran yang ingin disampaikan sebelum menuju poin-poin utama.

  1. Inti buku

Pembahasan yang menjadi tujuan dari buku tersebut. Jumlah bab dalam inti buku ini tentunya lebih banyak.

  1. Kesimpulan isi/penutup

Sebagai penutup, berarti memiliki rangkuman atau intisari dari semua pembahasan dalam buku. Kamu bisa menuliskan 1 bab saja.

  • Melakukan Hal Baru

Tidak bisa dimungkiri bahwa setiap aktivitas baru akan melahirkan semangat baru pula. Lakukanlah hal baru yang belum pernah kamu lakukan. Cobalah aktivitas itu dan teruskan jika kamu menyukainya. Aktivitas ini akan membantumu dalam mengembangkan ide tulisan. Ada hal-hal baru yang bisa kamu tulis.

Misalnya, kamu ingin menulis sesuatu di luar kebiasaanmu. Maka, otomatis kamu harus terjun terlebih dahulu ke lapangan untuk melihat progresnya. Percayalah, menemukan hal-hal baru yang masuk dalam duniamu adalah sesuatu yang menyenangkan. Juga menjadi sebuah pengalaman yang nantinya dapat kamu ceritakan.

  • Tulis Semaumu

Kumpulkan semua pemikiran yang ada di dalam kepalamu untuk mengoptimalkan ide menulis. Tulis semaumu dan sebebas mungkin. Kamu tidak perlu mengkhawatirkan kesinambungan setiap kata atau kalimat. Yang penting, semua kalimat di dalam kepalamu keluar terlebih dahulu.

Apabila kamu sudah membuat outline maka tinggal tuliskan isi yang sesuai. Setelah semua bab yang kamu rancang sudah terisi penuh, barulah lakukan penyuntingan. Dalam tahap ini, kamu akan menemukan kalimat-kalimat yang rumpang dan perlu diperbaiki. Jadi, jangan pernah menulis sambil mengedit sehingga membuat ide tidak berkembang.

  • Kritisi

Banyaknya ide yang muncul perlu kamu kritisi sehingga terpilih satu yang bisa direalisasikan. Ketika sudah ada 1 ide yang perlu dikembangkan, kamu perlu meminta pendapat orang lain untuk mengomentari ide tersebut. Nantinya memang kamu akan mengembangkan ide tersebut sendiri menjadi tulisan. Namun, ketika orang lain mengkritisi ide yang kamu miliki maka ide tersebut tidak akan bernilai subjektif.

Ingat, pilihlah 1—2 orang saja yang kamu percayai memberikan kritik. Apabila kamu yakin terhadap mereka, tandanya kamu siap mengevaluasi tulisanmu. Mengkritisi sebuah ide dapat membuatmu lebih terarah ketika mengembangkannya. Semakin ide tulisan dikritisi nantinya bisa menjadi karya yang terlahir sesuai target yang dituju. 

Oke, itulah 7 cara yang bisa kamu terapkan untuk mengembangkan ide menulis. Ketika kamu berusaha merealisasikan ide tersebut, tandanya kamu menghargai setiap ide yang ada di kepala. Ide-ide yang mungkin tidak banyak orang yang tahu, atau bisa jadi belum terpikirkan oleh banyak orang sebelumnya. Namun, kamu yang telah memikirkan dan menciptakannya.

Setiap ide adalah suatu hal yang berharga. Maka dari itu, kamu perlu mewujudkannya agar menjadi karya yang luar biasa. Jangan biarkan ide mengendap sia-sia. Ide akan terealisasi apabila kamu berusaha mengembangkannya. Semangat menumbuhkan ide menulis!

 

Bagikan Ke :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to top