Terapkan 9 Panduan Menulis Buku Biografi Ini Agar Proses Menulis Makin Lancar
Terapkan 9 Panduan Menulis Buku Biografi Ini Agar Proses Menulis Makin Lancar
Biografi merupakan tulisan berisi kisah atau cerita perjalanan hidup seseorang yang hampir diceritakan secara detail, mulai dari lahir, kejadian-kejadian yang bermakna, hingga kematian orang atau tokoh tersebut. Jadi, tulisan biografi dibuat oleh orang lain, bukan orang itu sendiri. Biografi sendiri adalah salah satu dari banyaknya jenis tulisan, di mana masing-masing tulisan mempunyai struktur yang berbeda. Dengan begitu, proses menulisnya pun tidak boleh asal-asalan karena setiap jenis tulisan memiliki ciri khas masing-masing sehingga perlu ada panduan yang diterapkan. Kira-kira, apa aja panduan menulis buku biografi itu?
Perhatikan Panduan Menulis Buku Biografi Berikut
Jika ditelaah lebih dalam, kata biografi sebenarnya berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata bios yang berarti hidup dan kata graphien yang berarti tulisan. Kalau kamu baru menyelami dunia kepenulisan dan tertarik untuk menulis buku biografi, ada hal-hal yang perlu kamu perhatikan. Berbagai hal tersebut dimulai dari persiapan menulis hingga hal yang perlu kamu lakukan ketika tulisanmu sudah jadi. Buku Biografi berbeda dengan jenis tulisan lainnya, cara menulis buku biografi pun tidak bisa disamakan dengan buku biasa. Oleh karena itu, berikut ini ada sembilan hal dasar yang harus kamu perhatikan.
1. Memilih tokoh yang tepat
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah pemilihan tokoh yang akan diceritakan secara tepat. Berbeda dengan tulisan autobiografi yang tidak perlu memikirkan tokoh untuk diceritakan, buku biografi justru perlu seorang tokoh yang cocok untuk diceritakan riwayat hidupnya menjadi sebuah buku. Kamu bisa memilih tokoh-tokoh pengusaha, pebisnis, atau orang-orang yang terkenal dalam bidangnya.
Ketika memilih seorang tokoh, usahakan bukan seseorang yang sudah wafat karena itu akan membuatmu sulit untuk mencari data atau mengonfirmasi hal-hal tentangnya. Selain itu, pertimbangkan lagi, apakah ada hal menarik dari tokoh tersebut yang bisa kamu angkat dan menjadi ide utama dari buku yang kamu tulis. Agar bukumu bisa dinikmati oleh banyak pembaca, tentu harus mengangkat tema-tema yang menarik, bukan?
2. Kumpulkan data yang dibutuhkan
Setelah memiliki tokoh yang ingin diceritakan, tahap selanjutnya adalah mengumpulkan bahan tulisan yang dibutuhkan. Bahan ini bisa dari ide-ide pokok yang nantinya bisa dikembangkan. Dari pengumpulan bahan tulisan ini kamu bisa membuat kerangka atau outline buku. Selama mengumpulkan bahan, kamu bisa melakukan riset hingga wawancara kepada tokoh narasumber agar apa yang kamu tulis itu kredibel karena berasal dari tokohnya langsung. Jadi, sebelum memulai menulis kamu perlu bertemu dengan tokoh yang telah kamu pilih sebelumnya.
Selain data berupa kisah atau cerita-cerita yang kamu butuhkan, karena ini adalah buku biografi maka kamu juga membutuhkan kutipan motivasi dari tokoh tersebut. Kutipan motivasi ini bertujuan agar orang yang membaca bukumu bisa tergugah dan meniru jejak keberhasilan tokoh yang diangkat dalam cerita. Tak hanya itu, kutipan motivasi juga bisa menjadi pemantik bagi pembaca untuk terus berusaha dan tidak menyerah.
3. Cari data tambahan dari media sosial tokoh
Selain mendapatkan data utama, kamu juga perlu mecari informasi tambahan yang berkaitan dengan tokoh. Kamu bisa mencari informasi pendukung lainnya dari berbagai sumber, bisa dari media cetak maupun media online seperti berita. Kalau sang tokoh memiliki akun YouTube, kamu bisa menyimak beberapa videonya untuk mengetahui beberapa informasi tambahan. Minta juga beberapa foto yang sekiranya bisa dimasukkan dalam cerita. Pasti akan semakin menarik jika buku tidak berisi tulisan saja, melainkan ada foto perjalanan hidup tokoh tersebut.
4. Tentukan judul sementara
Step menulis buku biografi selanjutnya adalah menentukan judul sementara. Kenapa sementara? Ini karena bisa jadi di tengah-tengah menulis kamu terpikirkan judul baru yang lebih sesuai. Nah, jika itu terjadi, kamu masih bisa mengganti judulnya. Namun, perlu diingat juga kalau mengganti judul berulang kali bisa memengaruhi naskah. Jadi, tetapkan kerangka bukumu lalu buat judul yang tepat.
Dalam menentukan judul, kamu bisa memilih salah satu ide cerita yang paling menonjol dari kisah yang dialami oleh tokoh. Cerita yang menonjol ini tentunya yang mempunyai kesan positif, ya.
5. Kembangkan kerangka tulisan
Setelah mendapatkan data-data untuk tulisan, sekarang waktunya untuk menulis dan mengembangkan ide dari data-data tadi. Jika kamu merasa dari data-data tersebut ada yang tidak perlu untuk dimasukkan dalam buku, kamu bisa tidak menggunakannya. Pilah data-data yang sesuai dengan alur ceritanya. Tuliskan dengan kalimat-kalimat yang efektif dan juga menarik. Pada tahapan ini, kamu juga bisa menambahkan foto atau gambar pendukung isi cerita yang sudah kamu kumpulkan sebelumnya.
6. Tetap jalin komunikasi dengan tokoh
Selama menulis cerita lengkapnya, kamu boleh tetap menjalin komunikasi kepada tokoh narasumber agar jika kamu menemui kendala atau membutuhkan konfirmasi dari tokoh bisa segera teratasi. Konfirmasikan juga mengenai apa yang boleh diceritakan dan tidak boleh diceritakan kepada khalayak umum agar kamu tidak salah memasukkan cerita. Teknik menulis buku biografi yang keenam ini juga bertujuan agar penulis bisa memantau proses penulisan bukunya sampai mana. Dengan terjalinnya komunikasi antara penulis dan narasumber akan memperlancar proses penulisan naskah hingga selesai.
7. Selesaikan menulis seluruh cerita
Panduan menulis karya biografi yang terakhir adalah menyelesaikan seluruh tulisan. Menyelesaikan tulisan memang merupakan upaya yang sulit, beberapa penulis mengaku kerap bertemu kendala yang membuat mereka tidak bisa melanjutkan menulis. Hal tersebut harus segera diatasi agar tulisan bisa cepat selesai dan bisa diserahkan serta dibaca oleh tokoh yang kamu tulis untuk dikoreksi. Kamu bisa membaca buku-buku biografi karya orang lain untuk menambah referensi tulisanmu.
8. Baca ulang dulu sebelum diserahkan ke tokoh
Sebelum naskah yang sudah selesai itu diserahkan kepada tokoh, kamu perlu membaca ulang tulisanmu dahulu agar apa yang kamu tulis tidak ada yang terlewat dan sudah sesuai dengan kerangka buku yang kamu buat di awal. Selama membaca ulang, kamu juga bisa memperbaiki kata yang salah ketik atau kalimat-kalimat yang kurang efektif. Perlu menjadi catatan, bahwa ketika membaca dan melakukan koreksi, lebih baik hindari menambahkan pembahasan baru karena itu akan memakan waktu lebih banyak sehingga naskah tidak bisa segera selesai.
9. Publikasikan bukumu
Setelah tulisan atau naskah sudah selesai dan dibaca oleh tokoh maka tahapan terakhir yang tak kalah penting adalah menerbit serta memublikasikan buku biografi tersebut. Cari dan pilihlah penerbit yang tepercaya. Setelah buku dikirim ke penerbit dan melewati proses hingga cetak, kamu bisa memublikasikan bukumu itu ke sosial media. Tunjukkan pada dunia buku yang kamu tulis itu, bahwa kamu bisa berhasil menuliskan sebuah karya.
Tidak apa-apa jika nantinya kamu mendapatkan komentar yang kurang menyenangkan. Pasti di antara orang yang melihat karyamu itu, ada yang menginginkan dan merasa bangga terhadap karya yang kamu tulis. Yang terpenting, kini kamu sudah tahu sembilan panduan menulis buku biografi di atas dan dapat kamu terapkan untuk menulis buku biografi yang kamu inginkan. Semoga tulisan ini bisa menjadi pencerahan untuk kamu menulis lebih baik lagi.