Pejabat Publik Menulis Buku, Cara Tampil Beda di Mata Publik

pejabat publik menulis buku

Pejabat tentu menjadi profesi yang diminati banyak orang. Menjadi pejabat memang tidak mudah, terutama pejabat publik. Dibutuhkan kerja keras dan usaha ekstra agar tujuan itu tercapai. Selain itu, pejabat publik tentu membutuhkan branding terkait dirinya. Banyak media yang dapat menjadi saran untuk membangun branding, salah satunya adalah buku. Dewasa ini, pejabat publik menulis buku sudah menjadi hal yang umum ditemui.

Pejabat publik baik dari tingkatan eksekutif, legislatif, serta yudikatif perlu untuk memiliki sebuah buku. Alasannya adalah karena pejabat publik perlu dikenal luas oleh masyarakat. Terlebih lagi jika buku tentang dirinya ditulis secara mandiri. Seorang pejabat  dinilai memiliki nilai plus ketika menulis buku, apa pun bentuk bukunya karena membuat karya buku membutuhkan waktu serta effort yang tinggi.

Benefit Pejabat Publik Menulis Buku

                Tidak semua pejabat publik menulis sebuah buku, padahal terdapat benefit atau keuntungan yang didapatkan dari menulis buku. Sebelum mengerucut pada pejabat publik, semua orang yang menulis buku pasti memiliki keuntungan yang didapatkan. Keuntungan tidak selalu berupa materi, banyak hal seperti inovasi, ide, dan motivasi yang dapat diperoleh.

Menulis buku adalah kegiatan yang memiliki banyak manfaat seperti meluapkan emosi, manfaat lain seperti dapat mengasah pikiran kreatif serta menyebarkan ideologi juga bisa didapatkan dengan menulis sebuah buku. Jika dikaitkan dengan pejabat publik yang menulis buku tentu benefit yang didapatkan tidak hanya sebatas itu, berikut penjelasannya.

Mendongkrak Karier

                Keuntungan dari pejabat publik yang menulis buku adalah dapat mendongkrak kariernya. Mengapa demikian? Saat ini mungkin seorang pejabat dikenal luas oleh masyarakat melalui media massa atau elektronik. Dari kedua media tersebut tentu menggunakan sudut pandang pemberitaan, bukan oleh pejabat itu langsung.

Di sisi lain, ketika pejabat publik tersebut memiliki buku misalnya buku personal branding tentu akan menampilkan branding yang memikat banyak orang untuk membaca. Ketika sudah demikian akan banyak orang yang mengetahui pemikiran pejabat tersebut. Pada akhirnya, pejabat tersebut akan mendapat kepercayaan dan juga dukungan untuk menjabat di tingkat yang lebih tinggi.

                Memiliki Nilai Lebih di Mata Publik

                Memiliki nilai lebih di mata publik atau masyarakat adalah salah satu benefit yang didapatkan oleh seorang pejabat publik yang menulis buku. Dengan menulis dan menerbitkan sendiri karyanya maka seorang pejabat publik dinilai memiliki intelektualitas yang tinggi. Publik akan lebih tertarik dengan pejabat yang memiliki karya seperti sebuah buku, dibandingkan hanya branding di media sosial.

Pejabat publik perlu memiliki citra sebagai pribadi yang berwawasan luas, dengan menulis buku, akan tampak hal itu dari isi sebuah buku. Walaupun tidak semua orang memandang bahwa pejabat publik yang menulis buku adalah orang hebat, tapi dapat dipastikan banyak orang akan memandang pejabat tersebut memiliki nilai plus dibandingkan dengan yang tidak menulis buku.

                Meningkatkan Literasi

                Pejabat publik yang menulis buku dapat berpotensi meningkatkan literasi masyarakat. Terlebih apabila buku yang ditulis pejabat meledak di pasaran sehingga banyak orang yang membacanya. Dengan demikian pejabat publik mendapat keuntungan secara tidak langsung, yaitu dikenal secara luas. Selain meningkatkan literasi masyarakat, menulis buku juga meningkatkan literasi pejabat itu sendiri.

Alasannya adalah ketika seorang pejabat menulis buku akan membutuhkan input berupa bacaan atau sebuah riset yang mengharuskannya membaca. Semakin banyak buku yang dibaca maka akan semakin berkualitas juga buku yang ditulis. Dengan menulis sebauh buku berkualitas maka tingkatan seorang pejabat tidak berpengaruh, bisa jadi seorang pejabat daerah dikenal luas oleh masyarakat daerah lain.

Buku yang Cocok Ditulis Oleh Pejabat Publik

                Pejabat publik tentu menulis buku yang berkaitan dengan profesinya. Sebenarnya tidak ada aturan untuk hal tersebut, tapi akan lebih tepat jika yang ditulis masih relevan dengan dunia pejabat. Selain dinilai lebh bermanfaat, menulis buku yang relevan dengan profesinya memiliki tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksud berupa membangun personal branding kepada masyarakat luas.

Buku Autobiografi

                Buku pertama yang cocok ditulis oleh pejabat publik adalah buku autobiografi. Menceritakan riwayat hidup dalam sebuah buku tentu hal yang menarik, terlebih jika sudah memiliki sebuah jabatan. Selain cerita dari usia dini hingga dewasa, autobiografi juga memuat prestasi yang didapatkan. Tidak terkecuali prestasi saat menjabat sebagai pejabat publik.

Berkaitan dengan kepenulisan, seorang pejabat perlu membuat sebuah buku autobiografi karena banyak manfaat yang diperoleh. Pejabat tersebut dapat menuliskan prestasinya dan juga ketertarikannya pada suatu hal. Dengan menulis buku autobiografi, dapat diartikan penulis tersebut melakukan komunikasi sercara tidak langsung dengan pembaca.

Buku Self Imrpovement

                Buku selanjutnya adalah jenis buku self improvement atau buku pengembangan diri. Seorang pejabat perlu menulis sebuah buku jenis ini karena seorang pejabat pasti dituntut memiliki karakter positif di mata publik. Sifat, karakter, habit yang memiliki nilai positif dapat menjadi sumber penulisan buku self improvement. Terlebih pejabat publik yang sudah dikenal oleh masyarakat luas.

Buku Politik

                Selain kedua buku di atas, pejabat  juga dapat menulis buku politik. Buku politik dapat diartikan luas, bukan hanya bertujuan untuk mengampanyekan sesuatu atau seseorang. Buku politik dapat berfungsi untuk menuangkan pandangan dan ideologi politik pejabat publik tersebut. Pandangan politik setiap orang tentunya berbeda, dari masyarakat umum hingga pejabat publik itu sendiri

Pejabat publik dianggap cocok untuk menulis tentang politik. Hal itu dikarenakan pejabat tersebut terjun langsung di dunia politik dan memiliki kacamata sendiri dalam melihat dunia politik. Namun, perlu diperhatikan bahwa tulisan tersebut harus dapat dipertanggung jawabkan, buku politik yang ditulis harus di luar topik politik kepentingan agar memiliki target pembaca yang lebih luas.

Itulah beberapa hal terkait pejabat publik dan dunia kepenulisan. Tidak dapat dipungkiri bahwa buku akan tetap exis walapun zaman terus berubah. Buku akan tetap abadi dan selalu menarik untuk dibaca. Saat ini sudah terbukti bahwa buku dapat mengangkat sebuah brand baik secara personal atau tingkat perusahaan. Selain itu, banyak profesi yang digeluti seseorang akan terlihat lebih elegan ketika memiliki sebuah buku.

Pejabat publik menulis buku tentu dengan sebuah tujuan. Apa pun tujuannya, seorang pejabat yang menulis buku patut untuk diacungi jempol. Bisa dibayangkan dengan kesibukannya yang padat melayani masyarakat, kegiatan menulis akan semakin lama prosesnya. Hal tersebut tentu di luar kendala dan hambatan yang dihadapi. Oleh karena itu, pejabat publik yang menulis sebuah buku pasti memiliki semangat pantang menyerah serta cocok untuk menjadi teladan yang baik bagi masyarakat. Namun, tidak semua pejabat publik memiliki waktu dan keterampilan menulis. Oleh karenanya tersedia jasa penulisan profesional yang akan membantu menulis buku sesuai keinginan. Salah satu jasa penulisan profesional dapat dilihat pada tautan berikut https://bit.ly/jasanulisbuku.

Bagikan Ke :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to top