Kenali Karakteristik Buku Non-Fiksi dan Anatominya!

buku non-fiksi

Buku fiksi adalah buku ringan yang cocok Anda baca ketika mencari hiburan. Namun, jika Anda ingin memperluas wawasan pengetahuan, buku nonfiksi adalah pilihan yang tepat. Alasannya karena buku tersebut lebih banyak ditulis berdasarkan data dan fakta ilmiah yang bermanfaat sebagai sumber referensi kredibel.

Hal ini berbeda dari buku fiksi yang bersumber dari imajinasi pengarang sehingga tulisan di dalamnya tidak berdasarkan apa yang terjadi di dunia nyata. Itulah mengapa jika tujuan Anda ingin mencari referensi, membaca nonfiksi akan jauh lebih sesuai kebutuhan.

Nah, bagi Anda yang belum mendapat gambaran jelas mengenai buku genre nonfiksi, tidak perlu khawatir. Pembahasan berikut akan membantu mengenalkan dasar nonfiksi, karakteristik, hingga unsur yang terdapat dalam buku jenis nonfiksi. Simak baik-baik pembahasan lengkapnya di bawah ini!

Mengenal Apa Itu Buku Nonfiksi

Puisi, cerpen, novel, atau prosa sudah umum dikenal sebagai bagian dari karya fiksi. Lalu, karya seperti apa yang termasuk nonfiksi? Apakah Anda sudah mengetahuinya?

Jadi, yang masuk kategori buku nonfiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan data dan fakta yang akurat. Isi yang terkandung dalam buku ini berisi peristiwa faktual yang ditulis dengan gaya bercerita. Selain itu, para pengarang nonfiksi umumnya jarang memakai kiasan yang sulit dipahami.

Contoh buku jenis nonfiksi antara lain biografi, buku literatur, buku motivasi, dan lain sebagainya. Jika Anda bandingkan buku-buku tersebut dengan novel yang merupakan bagian dari buku fiksi, sudah pasti terlihat jelas perbedaan dari segi konten secara garis besarnya. Itulah mengapa manfaat yang diperoleh setelah membacanya juga berbeda.

Manfaat membaca teks nonfiksi akan membantu Anda melatih kemampuan berpikir kritis dengan menyaring informasi yang terkandung dalam tulisan. Jadi, Anda tidak akan menelan informasi yang tersaji secara mentah, melainkan dapat melakukan recheck untuk memastikan kevalidannya.

Pada dasarnya, baik fiksi maupun nonfiksi sama-sama bermanfaat. Oleh sebab itu, Anda bisa memilih membaca buku nonfiksi ketika ingin mendapat pengetahuan baru, melatih kemampuan berpikir kritis, sumber motivasi, dan meningkatkan kemampuan berbahasa.

Karakteristik Buku Nonfiksi

Setiap jenis buku memiliki karakteristik atau ciri khas yang membedakannya dengan buku lainnya. Begitupula dengan buku nonfiksi yang memiliki perbedaan baik dari segi bahasa, isi, maupun bentuk dari buku fiksi. Simak masing-masing karakteristiknya berikut ini.

1. Bahasa Denotatif

Bahasa denotatif artinya menggunakan kata, frasa, hingga kalimat yang maknanya mengacu pada makna sebenarnya atau berdasarkan kamus. Hal ini berbeda dari bahasa konotatif pada buku fiksi yang cenderung memakai kiasan sehingga makna katanya bukan yang sebenarnya.

Penggunaan bahasa denotatif ini menjadi salah satu ciri khas utama ketika menulis nonfiksi karena Anda harus menulis fakta dan data secara ringkas, padat, dan jelas. Oleh sebab itu, Anda tidak perlu menambahi kiasan atau diksi yang menimbulkan interpretasi lain.

2. Bahasa Baku

Selain denotatif, karakteristik nonfiksi adalah memakai bahasa baku. Bahasa baku artinya sesuai dengan pedoman ejaan yang berlaku. Itulah mengapa mayoritas nonfiksi mempunyai ragam formal karena Anda harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EYD (Ejaan yang Disempurnakan).

Tujuan dari penggunaan bahasa baku ini adalah agar semua orang dapat memahami isi buku tanpa terkecuali. Sebab, tidak semua orang mengerti bahasa gaul atau bahasa daerah. Namun, Anda juga tetap bisa memasukkan bahasa daerah atau gaul dengan cara menambah catatan kaki di bawah halaman sebagai penjelasan.

3. Berisi Fakta

Buku nonfiksi ditulis berdasarkan fakta dan data di lapangan. Itulah mengapa isi buku ini harus bisa pengarang pertanggungjawabkan kebenarannya. Jadi, pengarang tidak boleh sembarangan menulis tanpa melakukan riset terlebih dahulu. Apalagi, untuk topik-topik keilmuan tertentu.

Pasalnya, risiko menulis nonfiksi tanpa melakukan riset terlebih dahulu akan menyesatkan pembaca dengan isi tulisan yang belum memiliki bukti nyata. Sebagai pengarang, Anda harus bertanggungjawab terhadap isi tulisan dalam buku.

4. Ditulis oleh Orang Berlatar Belakang Tertentu

Semua orang dari latar belakang apapun bisa menulis buku fiksi, tetapi beda cerita jika yang ditulis adalah nonfiksi. Buku-buku biografi, pelajaran, dan buku literatur lainnya perlu penulis khusus yang memang memiliki background mendukung.

Misalnya, buku bisnis akan lebih baik ditulis oleh seorang pengusaha atau seseorang yang berkecimpungan di dunia bisnis. Hal ini bertujuan agar isi buku tetap informatif dan akurat apabila ditulis oleh seseorang yang memang ahli atau menguasai bidang tersebut.

Unsur-Unsur Buku Nonfiksi

Setiap buku memiliki unsur-unsur yang saling membangun di dalamnya. Berikut adalah unsur-unsur yang bisa Anda temukan dalam buku jenis nonfiksi.

1. Sampul

Setiap buku, baik fiksi maupun nonfiksi sudah pasti memiliki bagian sampul atau cover. Unsur ini sangat penting untuk menarik minat pembaca. Oleh sebab itu, ketika membuat sampul buku haruslah yang menarik dan kreatif.

Umumnya, sampul buku nonfiksi dan fiksi memiliki sedikit perbedaan. Rata-rata buku fiksi menonjolkan dari segi visual desain grafis. Sementara nonfiksi sampulnya terkesan lebih formal dan terkadang memakai gambar realistis sebagai cover.

2. Pokok Bab Buku

Bagian yang terkandung dalam pokok bab buku, antara lain kata pengantar dan ucapan terima kasih. Biasanya, pengarang akan menulis paragraf pengantar yang berisikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang sudah terlibat dalam proses penyusunan buku.

3. Rincian Judul dan Subbab Buku

Unsur yang tidak boleh terlewat ketika menulis buku adalah membuat judul subbab (jika dalam buku memang berisikan subbab-subbab). Cara agar penerbit atau pembaca mengetahui garis besar isi konten buku adalah dengan melihat judul subbab yang tersedia. Pastikan menulis judul subbab yang menarik dan bisa menggambarkan isi naskah di dalamnya.

4. Isi Buku

Setelah membuat judul subbab, Anda bisa menjadikannya sebagai pedoman untuk menulis isi kontennya. Ketika menulis isi buku, Anda perlu menyampaikan informasinya secara mendalam dan lengkap. Mengingat buku nonfiksi umumnya memiliki banyak cakupan pembahasan.

5. Sistematika Penulisan

Anda perlu ingat bahwa sistematika penulisan setiap buku bisa jadi berbeda. Ketika menulis nonfiksi, sebaiknya Anda menulis secara sistematis sehingga membantu pembaca memahami pesan yang ingin disampaikan. Salah satu sistematika penulisan yang perlu dipikirkan adalah pengambilan sudut pandang.

Ingin Menulis Buku Nonfiksi?

Bagi Anda yang tertarik menulis buku nonfiksi tetapi masih merasa hasil tulisan kurang maksimal, bisa mencoba memakai jasa ghostwriting dari Alhambra. Alhambra adalah jasa penulis profesional yang telah berpengalaman membantu banyak penulis yang tertarik membuat buku tetapi terhalang karena kesibukan atau kemampuan menulis.

Dua hal penghalang tersebut kini bukan lagi jadi masalah karena Alhambra memiliki tim penulis yang dapat merealisasikan ide-ide Anda. Segera kunjungi https://jasapenulisprofesional.com untuk mendapat informasi lebih lanjut terkait jasa ghostwriting berkualitas! Wujudkan buku Anda sekarang juga!

Bagikan Ke :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to top