Ampuh! Coba Terapkan 7 Tips Berikut Untuk Membuat Buku Kumpulan Cerita Fiksi

 

Tidak sedikit orang yang suka membaca buku-buku fiksi, seperti cerpen, novel, puisi, dan kumpulan cerita fiksi lainnya muncul keinginan untuk membuat cerita sendiri. Apakah Anda termasuk salah satunya? Namun, tidak banyak juga di antara mereka yang tidak memiliki pengetahuan dan wawasan untuk memulai menulis sehingga keinginan membuat cerita sendiri hanyalah sekadar angan. Maka dari itu, dalam artikel ini akan dijelaskan mengenai tips-tips untuk membuat buku cerita fiksi.

Tips Membuat Buku Kumpulan Cerita Fiksi

Cerita fiksi adalah cerita yang dibuat berdasarkan imajinasi, khayalan, atau rekaan pengarang sehingga bukan atas dasar kenyataan. Dalam perkembangannya, cerita fiksi kian mendapat tempat di banyak pembacanya. Banyaknya genre yang ada kerap membuat para pembaca juga ingin menulis cerita fiksi sendiri. Oleh karena itu, berikut ini tips-tips yang dapat dicoba ketika ingin menulis cerita fiksi untuk dibukukan.

  1. Menentukan ide-ide cerita

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan ide cerita. Ketika Anda ingin membuat buku kumpulan cerita fiksi, Anda harus menentukan terlebih dahulu ide-ide yang akan Anda tulis. Sebelumnya, Anda bisa menentukan berapa cerita yang akan Anda tulis dan masukkan dalam buku kumpulan nanti. Dalam menentukan ide cerita, Anda juga bisa menentukan keseluruhan cerita dalam buku Anda bergenre apa. Usahakan semua genre tiap cerita dalam buku itu sama.

Setelah menentukan genre, jumlah cerita, dan ide masing-masing cerita, Anda juga bisa menentukan judul tiap ceritanya. Akan tetapi, tahap pemberian judul ini wajar apabila nanti di tengah proses menulis atau akhir menulis mengalami perubahan karena bisa saja judul berubah akibat adanya poin-poin penting cerita yang tiba-tiba muncul ketika menulis. Jadi, tentukan dulu genre dan ide cerita Anda sebelum mulai menulis.

  1. Menentukan tokoh dan penokohan

Setelah menentukan genre dan ide cerita, kemudian Anda bisa menentukan siapa saja dan ada berapa tokoh dalam masing-masing cerita. Tulis dulu tokoh-tokoh yang Anda inginkan dari masing-masing cerita. Setelah itu, tulis juga bagaimana karakter atau sifat dari masing-masing tokoh tadi. Anda bisa menuliskannya di buku catatan.

Selain sifat dan karakter, tulis juga peran masing-masing tokoh tersebut. Misalnya apa profesinya, siapa dia dalam cerita tersebut. Inilah yang dinamakan penokohan. Buatlah tahap ini dengan jelas karena penentuan tokoh dan penokohan merupakan unsur yang penting dalam membantu membangun sebuah cerita. Selain itu, buatlah penokohan yang sesuai dengan tema cerita fiksi yang Anda buat.

  1. Menentukan alur cerita yang menarik

Tips selanjutnya adalah menentukan alur cerita. Sebagian penulis cerita mempercayai bahwa alur atau plot memiliki peran yang sangat penting dalam suatu cerita. Alur yang menarik dapat membuat pembacanya merasa terkesan dan terhanyut dalam cerita sehingga berakhir menyukai cerita yang dibacanya itu. Ada banyak macam cerita fiksi dengan alur yang berbeda-beda.

Alur cerita tidak harus dibuat secara sistematis atau urut dari masa lalu ke masa kini, atau sebaliknya. Boleh saja Anda membuat alur yang maju-mundur. Artinya, Anda menggabungkan kedua jenis alur tersebut sehingga ceritanya kadang menceritakan masa lalu, tetapi boleh juga menceritakan masa sekarang. Anda bisa membuat gambaran kasarnya dulu, bagaimana alur dari setiap cerita yang akan Anda tulis. Catat juga latar yang dibutuhkan dalam cerita itu.

  1. Membuat outline cerita

Setelah membuat alur, langkah selanjutnya adalah menggabungkan semua unsur di atas dalam satu kerangka cerita yang tersusun. Susunan kerangka inilah yang kemudian disebut sebagai outline. Kerangka cerita ini selanjutnya dapat Anda gunakan untuk mengembangkan cerita. Dengan begitu, Anda harus membuat outline yang jelas dengan menggunakan ketiga unsur di atas, seperti tokoh, alur, dan ide cerita. Tentukan juga latar cerita yang jelas, baik itu latar tempat, suasana, dan waktunya.

Anda bisa melakukan beberapa riset untuk memilih latar tempat yang sesuai dengan cerita fiksi yang Anda tulis. Apabila seorang penulis tidak membuat outline sebelum menulis maka cerita yang ditulisnya akan berjalan tanpa arah dan berakhir menjadi rangkaian cerita yang membingungkan sehingga tidak bisa dinikmati oleh pembaca. Tentu Anda tidak ingin hal ini terjadi, bukan? Maka dari itu, persiapkan outline dari tiap cerita dahulu sebelum membuat kumpulan cerita fiksi.

  1. Mengembangkan tiap judul cerita

Ketika outline cerita sudah dibuat, langkah berikutnya adalah mengembangkan kerangka tersebut menjadi sebuah cerita yang utuh. Dalam hal ini, ketika Anda ingin membuat buku kumpulan cerita, Anda bisa memulai mengembangkan tulisan kerangka cerita dari yang paling awal Anda buat. Namun, Anda juga bisa memulai menulis dari cerita yang membuat Anda lebih tertarik dari yang lainnya. Bisa saja dengan menggunakan cara ini, Anda bisa dengan cepat menyelesaikan cerita-cerita yang Anda tulis.

Rangkailah kata dan kalimat yang Anda gunakan dengan memperhatikan ejaan yang baik dan benar agar orang yang membacanya dapat dengan mudah mengerti. Anda juga bisa memanfaatkan kata hubung, tanda baca, hingga pemilihan diksi yang indah untuk tulisan Anda. Kreasikan imajinasi Anda untuk memberikan ide-ide segar di dalam cerita.

  1. Menentukan judul buku

Penentuan judul buku dapat dilakukan di akhir, ketika semua cerita sudah selesai ditulis. Banyak penulis yang menerapkan hal ini karena mereka merasa ketika membuat judul di awal justru jalan ceritanya tidak bisa mempresentasikan judul. Maka dari itu, agar lebih memudahkan maka judul dibuat di akhir. Pemilihan judul buku pun sebaiknya tidak asal-asalan, buat dan pilih judul yang dapat menarik pembaca.

Ketika ingin membuat buku kumpulan cerita, di mana ada banyak judul cerita di dalamnya, Anda bisa mengambil salah satu judul dari cerita-cerita Anda untuk menjadi judul utama buku. Dalam hal ini, Anda bisa memilih judul dari cerita yang Anda anggap paling menarik. Selain itu, Anda juga bisa memilih judul dari cerita yang ada di paling awal, akhir, atau tengah-tengah buku.

  1. Mengoreksi tulisan

Setelah enam proses di atas sudah berjalan, langkah terakhir yang perlu Anda lakukan adalah mengoreksi ulang tulisan. Tahapan ini harus dilakukan di akhir, ketika semua cerita yang Anda tulis benar-benar selesai. Sebaiknya, hindari untuk mengoreksi tulisan ketika masih dalam tahap menulis karena bisa-bisa itu dapat menghambat waktu Anda menulis.

Tahapan ini bisa Anda manfaatkan untuk mengecek kembali isi tulisan cerita-cerita Anda, apakah sudah sesuai dengan tema cerita fiksi yang Anda tentukan di awal atau belum. Selain itu, Anda bisa menyempurnakan kata atau kalimat-kalimat yang menurut Anda masih belum sesuai dengan isi cerita. Tidak lupa untuk mengecek ejaan juga karena mungkin Anda menemukan ada kesalahan ketik selama menulis.

 

Itulah tujuh tips atau langkah yang dapat Anda terapkan untuk membuat buku kumpulan cerita fiksi. Menulis memang tidak mudah, begitu juga dengan menulis cerita fiksi yang berasal dari pemikiran khayalan penulis. Namun, apabila semua tahap dilakukan dengan konsisten dan penuh semangat maka keinginan menjadi penulis andal dan punya banyak buku pasti dapat dengan mudah diraih. Apa Anda sudah siap untuk memulai menulis?

Bagi Anda yang belum mengetahui, saat ini terdapat jasa penulisan buku yang akan membantu Anda dalam menyampaikan ide melalui tulisan. Jasa penulis profesional atau ghostwriter dapat menjadi solusi Anda dalam membuat buku kumpulan cerita fiksi. Tidak hanya itu, jenis buku lain seperti buku biografi, corporate branding, hingga pengembangan diri juga dapat menggunakan jasa ghostwriter. Bagi Anda yang penasaran, Anda dapat mengunjungi tautan ini https://bit.ly/jasanulisbuku.

 

Bagikan Ke :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to top