Apakah Pejabat Publik Harus Menulis Buku? Ini Jawabannya!
Apakah pejabat publik harus menulis buku? Apakah keuntungan pejabat publik menulis buku? Apakah buku se-powerfull itu untuk pejabat publik? Pertanyaan semacam itu masih sering berseliweran, pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya sudah pasti, yaitu pejabat publik sepatutnya menulis buku.
Pada era sekarang, pejabat publik tidak hanya bisa dekat dengan masyarakatnya melalui bertemu atau bertatap muka langsung, tetapi pejabat publik bisa lebih dekat dengan masyarakat melalui buku. Ketika pejabat publik menulis buku, artinya orang akan mengenal lebih dalam juga sosok pejabat publik tersebut denga cara membaca bukunya.
Kenapa Pejabat Publik Harus Menulis Buku?
Kini era sudah berubah dan berkembang. Kita harus berpikir lebih luas, cerdas, dan kreatif. Salah satu cara kreatif tersebut adalah dengan menulis buku sebab dalam buku kita bisa menuangkan kekreatifan kita dengan tujuan yang beragam. Lalu, apakah pejabat publik harus menulis buku juga? Berikut alasan kenapa pejabat publik harus menulis buku!
-
Menunjukkan Cerminan Diri
Sebagai pejabat publik, pasti menjadi sorotan dan perhatian banyak orang. Imej pejabat publik yang ternodai oleh pihak-pihak yang memang kurang bertanggung jawab dan tidak kompeten memengaruhi imej pejabat publik lainnya. Tapi, dengan menulis buku, kita bisa memperbaiki atau menunjukkan imej yang berbeda dari orang lain.
Buku merupakan cerminan diri si penulis. Oleh karena itu, ketika pejabat publik menulis buku, pasti yang dituliskannya adalah sebuah kejujuran. Jadi, masyarakat yang belum terlalu mengenal kita atau justru meragukan kita, bukulah yang akan membantu menunjukkan diri kita sesungguhnya kepada banyak orang.
-
Sebagai Amal Jariyah
Ketika seseorang sudah menjadi pejabat publik, pasti dirinya sudah memiliki banyak pengalaman dari banyak perjalanan di dunia politik maupun di kehidupan sehari-harinya. Ilmu dan pengalaman yang dia dapat selama ini akan sangat bermanfaat jika dbagikan kepada orang lain. Sebaliknya, jika dipendam, ilmu itu tidak akan memberi manfaat apa-apa. Dirinya pun rugi karena menulis buku merupakan jalan mendapatkan amal jariyah.
Cara mudah dan cepat berbagi ilmu dan pengalaman adalah dengan menulis buku. Daripada berbicara berjam-jam untuk beberapa orang saja, lebih baik menuliskannya menjadi buku agar jangkauannya lebih luas. Jadi, jawaban dari pertanyaan “apakah pejabat publik harus menulis buku?” adalah IYA.
-
Sebagai Warisan
Pejabat publik merupakan tokoh masyarakat, tokoh yang dihormati dan disegani, tokoh yang bisa jadi panutan, bukan? Alangkah bagusnya jika pejabat publik bisa memberikan “warisan” kepada rekan junior, masyarakat, dan juga keluarganya dengan ilmu yang dituangkannya dalam buku.
Jika bukan saat ini, suatu saat nanti buku hasil tulisan tersebut bisa sangat bermanfaat. Istilahnya kita bisa meninggalkan jejak pengalaman, jejak keputusan, dan sebagainya selama menjadi pejabat publik atau selama hidup kepada penerus kita, baik yang memang berkecimpung di dunia politik maupun tidak. Hal utama adalah mengenai pembelajaran yang bisa dipetik dari tulisan kita.
Sulit Menulis Buku? Begini Cara Mudahnya!
Sebagian besar orang mungkin juga sependapat bahwa menulis buku itu penting. Di samping itu, sebagian besar orang pun juga sependapat bahwa menulis buku itu susah. Kalau menulis buku itu susah, masihkah pejabat publik harus menulis buku? Jawabannya, masih! Kan menulis itu susah. Lalu, bagaimana caranya?
Bagi yang ingin menulis buku, ingin menuangkan ide dan gagasannya, ingin menyampaikan pemikiran luar biasanya, dan ingin menebarkan ilmu serta pengalamannya ke dalam buku, tapi tidak memiliki waktu yang cukup atau kesulitan dalam menyusun kalimat yang sesuai dengan maksud kamu, tenang saja. Kamu bisa menggunakan jasa penulisan buku atau jasa ghostwriter.
Salah satu jasa ghostwriter adalah di www.ghostwriter.co.id yang memilki pengalaman ghostwriting selama bertahun-tahun. Bukumu akan ditangani secara profesional dengan hasil yang berkualitas. Banyak jasa yang disediakan oleh www.ghostwriter.co.id. Bukumu dijamin berkelas secara tampilan maupun isi.
Jika menggunakan jasa ghostwriter, kamu tidak membutuhkan banyak waktu untuk menyelasaikan bukumu karena semua proses dari wawancara, penulisan, editing, layouting, dan lain-lain sudah dikerjakan. Kamu cukup memberikan waktumu untuk menceritakan apa saja yang ingin kamu sampaikan di dalam bukumu dan mengecek naskah setelah selesai. Jadi, masih ragu apakah pejabat publik harus menulis buku?
(Penulis: Fitri Finda)