Buku Sebagai Amalan yang Tidak Pernah Putus

menulis biografi
(Sumber: Cerita Shanty)

Ketika membaca buku-buku biografi, tentu kita pasti membaca banyak sekali kisah-kisah inspiratif para tokoh yang menulis biografi dengan penuh gairah sehingga kita ingin menjadi seperti mereka. Hal itu jelas terjadi, terutama ketika buku biografi tersebut membahas seputar kehidupan perjalanan bisnis atau berwirausaha. Dibacalah buku biografinya, dipahami, diambil yang bisa dipelajari, lalu diterapkan di kehidupan sendiri. Terlihat mudah, tapi ternyata tidak semua orang memiliki sifat ulet untuk bisa mewujudkannya.

Ketika berhasil bangkit dan sukses berkat buku biografi, bukan main kebahagiaan yang akan didapat. Tiba-tiba kita akan merasa sangat berterima kasih kepada tokoh panutan tersebut, walaupun sebenarnya kita tidak pernah mengenalnya secara langsung. Istilahnya seakan tokoh biografi itu telah “menyelamatkan hidup”. Seakan merasa berutang budi, maka yang bisa dilakukan pembaca adalah berterima kasih lewat doa kepada penulis buku biografi tersebut.

Tokoh inspiratif dalam buku biografi pasti telah melewati begitu banyak pasang surut dalam hidupnya. Namun, pada akhirnya mereka bisa mencapai titik puncak berkat usaha keras yang dilakukannya. Itulah nilai yang sangat penting dalam sebuah buku biografi, yakni nilai bagaimana bisa bangkit di tengah keterpurukan.

Seseorang menulis biografi juga bisa dikarenakan ingin mengenang momen-momen yang berhasil dia lewati dengan ilmu dan usahanya. Tidak perlu terkenal, asalkan dia memiliki niat yang tulus untuk membagikan ilmunya dalam sebuah buku maka akan menjadi sebuah buku biografi yang luar bisa. Dari menyebar ilmu tersebutlah sang penulis bisa sekaligus mengumpulkan pahala, yakni buku sebagai amal jariyah.

Seperti menurut Abu Hurairah RA yang berkata, Rasulullah bersabda: “Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak sholeh yang mendoakan kepadanya.” (HR Muslim).

Membagikan ilmu yang bermanfaat dalam sebuah buku pastinya masuk ke dalam tiga amalan yang tidak akan terputus tersebut. Ketika Anda membuat sebuah buku biografi, lalu ilmunya diamalkan bagi banyak orang, maka amal ibadah Anda akan terus mengalir selama ilmu dalam buku tersebut masih digunakan oleh banyak orang. Sungguh menakjubkan, bukan?

Ketika menulis sebuah buku biografi, pastikan Anda memiliki kerangka isi yang kuat untuk dijadikan sebuah buku. Cerita tentang perjalanan hidup dan ilmu yang ingin disampaikan pun juga harus seimbang agar buku tersebut tidak hanya berisi seperti kisah curahan hati. Dengan menggunakan sistematika yang demikian, para pembaca akan yakin bahwa buku biografi yang Anda tulis memang sangatlah menginspirasi dan patut untuk dicontoh hal-hal baiknya yang dianggap perlu.

Selain dari sisi penulis, orang-orang yang terlibat dalam proses penerbitan buku tersebut tentunya juga akan mencicipi amalan pahala. Mulai dari editor, ilustrator, hingga percetakan buku yang terus bermanfaat akan merasakannya pahala itu. Pahala mereka akan terus mengalir bahkan ketika mereka semua telah tiada, asalkan buku tersebut masih dimanfaatkan.

Itulah hebatnya menulis biografi, bisa dianggap sebagai amal jariyah, sedekah yang tidak akan pernah putus meskipun penulisnya sudah meninggal. Jika Anda ingin menuliskan kisah inspiratif Anda dalam sebuah buku agar nantinya bisa menjadi amal jariyah, segera lakukanlah mulai saat ini juga. Namun, jika Anda bingung harus memulainya dari mana, jangan khawatir. Manfaatkan jasa menulis berkelas yang akan membantu mewujudkan buku biografi impian Anda. Selamat berkarya!

Bagikan Ke :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to top