Kenali dan Pahami 4 Teknik Storytelling yang Mungkin Berguna untuk Tulisanmu!

Teknik storytelling kerap kali digunakan di dalam menulis sebuah cerita bahkan konten digital. Tak jarang teknik ini juga diaplikasikan ke dalam strategi komunikasi agar pesan yang ingin disampaikan bisa lebih diterima oleh khalayak publik. Tapi, apa dan bagaimana sih teknik ini digunakan?

Teknik Storytelling, Ini Artinya!

Storytelling atau menyampaikan sebuah pesan melalui teknik bercerita adalah salah satu pendekatan yang bisa dilakukan oleh penulis dalam merangkai tulisannya. Secara definisi, teknik storytelling ini juga disebut sebagai seni bertutur yang artinya berbagi cerita.

 Bagi beberapa penulis, teknik ini sering digunakan oleh mereka saat merangkai cerita karena dirasa lebih bisa dipahami dan menarik bagi pembaca. Meski terlihat mudah karena cukup ”bercerita” saja. Namun, realisasi dari teknik ini cukup rumit juga, loh! Kenapa?

Karena menulis dengan teknik bertutur, penulis harus bisa menyajikan tulisan yang komunikatif, informatif dan juga connected dengan target audiens. Biasanya teknik ini akan menggunakan pemilihan diksi atau kata-kata yang menciptakan imajinasi dan dunia baru di pikiran si pembaca.

Jadi…sebenarnya, jika kamu ingin menggunakan teknik storytelling yang benar, maka harus memahami terlebih dahulu apa saja jenis storytelling yang bisa digunakan!

4 Teknik Storytelling untuk Tulisan Kamu!

Nah, sekarang kamu sudah tahu bagaimana definisi dari storytelling itu sendiri. Untuk bisa menulis dan mengaplikasikan teknik storytelling, maka kamu harus paham 4 teknik yang bisa kamu lakukan! Apa saja? Simak penjelasan di bawah ini untuk tahu tekniknya!

Teknik Storytelling 1: The Hero’s Journey

Di dalam menulis sebuah cerita, ada beberapa teknik yang bisa digunakan untuk menyajikan tulisan menarik dan mudah dipahami pembaca. Salah satunya adalah teknik storytelling The Hero’s Journey atau Perjalanan Sang Pahlawan. Apa maksudnya?

Teknik ini menggambarkan sebuah perjalanan dari tokoh utama yang menghadapi tantangan, lalu berkembang dan akhirnya mencapai keberhasilan. Bisa dibilang teknik ini sering digunakan dalam menulis sebuah novel atau drama. Pola dari teknik The Hero’s Journey ini pun sebenarnya mudah untuk diikuti:

1. Bagian Awal:

Jika kamu sadari, di dalam cerita-cerita novel drama biasanya akan diperkenalkan seorang tokoh yang sudah dihadapkan pada masalah. Nah, tokoh ini biasanya adalah pemeran utama yang dijuluki sebagai ”Hero” atau pahlawan. Konflik di awal ini memang sengaja dibuat agar memantik rasa empati dari pembaca.

2. Bagian Tengah:

Lalu, selanjutnya tokoh utama ini akan mulai beraksi dan menghadapi konflik atau tantangan yang menguji dirinya. Jika masalah pertama sudah berhasil diselesaikan, maka akan muncul masalah kedua. Begitu seterusnya hingga mencapai babak resolusi.

3. Bagian Akhir:

Nah, di bagian ini babak keberhasilan si tokoh utama dalam mengatasi rintangan di hidupnya. Tentu tak lupa dengan munculnya perubahan karakter, entah menjadi lebih bijak, lebih dewasa atau bahkan sebaliknya. Di bagian akhir juga kerap menjadi babak di mana pelajaran berharga dari cerita tersebut dimunculkan.

Banyak novel drama atau cerita biografi yang dikemas dengan teknik storytelling The Hero’s Journey diantaranya adalah The Lord of The Rings karya J.R.R Tolkien dan biografi dari seorang pebisnis asal Samarinda berjudul ”Muhammad Hifnie Syarkawie :  Perjalanan Merajut Impian di Tepi Sungai Karang Mumus”.

Teknik Storytelling 2: Show, Don’t Tell

Nah, tiba di teknik yang kedua yakni Show, Don’t Tell. Bisa dibilang teknik ini juga sering digunakan oleh para penulis yang sudah profesional dalam menyajikan cerita. Mereka akan menggunakan teknik ini untuk memperdalam feeling atau kesan membaca sehingga target audiens akan lebih bisa merasakan ceritanya.

Penulis-penulis yang suka menggunakan teknik storytelling Show, Don’t Tell akan menceritakan peristiwa dengan detail alih-alih menyajikan cerita atau sesuatu secara to the point. Maksudnya adalah, penulis akan menggunakan deskripsi yang lebih mendalam untuk menggambarkan perilaku dari si karakter di cerita. Bagaimana caranya?

  • Gunakan deskripsi sensorik seperti penglihatan, suara, bau, rasa dan sentuhan untuk memaksimalkan penggambaran gerak-gerik si tokoh. Contohnya: Alih-alih menggambarkan rasa takut dari tokoh utama hanya dengan narasi ”Dia sangat takut”, mengapa tidak mencoba ”Tangannya gemetar, keringat dingin mengalir di pelipis dan dahinya, dan ia melangkah mundur perlahan-lahan menghindari sesuatu yang mengerikan di depan mata.”
  • Gunakan dialog yang alami untuk menggambarkan perasaan dari si tokoh utama.
  • Tunjukkan aksi dan reaksi yang mengindikasikan emosi tanpa harus menyebut secara eksplisit.

Teknik Storytelling 3: Cliffhanger

Teknik yang ketiga ini kerap digunakan di bagian akhir bab atau ending yang tujuannya adalah membangun rasa penasaran. Pasti kamu pernah membaca sebuah cerita novel atau menonton sebuah film yang memiliki akhir menggantung. Nah, itu tandanya penulis cerita menggunakan teknik storytelling Cliffhanger.

Penulis akan meninggalkan cerita di momen yang mendebarkan atau penuh teka-teki, sehingga pembaca ingin terus melanjutkan bagaimana kisahnya.

Contoh narasi yang menggunakan teknik ini adalah ketika karakter utama mendengar suara misterius di malam hari, lalu bab ditutup dengan kalimat: “Ia menoleh ke belakang… dan terkejut dengan apa yang dilihatnya.”

Teknik Storytelling 4: Emotional Connection

Pernah mendengar sebuah kalimat bahwa cerita yang kuat adalah yang bisa membuat pembaca merasa terhubung? Nah, kalimat tersebut menggambarkan teknik keempat dari storytelling yakni Emotional Connection.

Nah, kebanyakan dari penulis mulai tergerak untuk menggunakan teknik ini, sebab dirasa akan lebih menarik dan banyak menggaet audiens atau pembaca. Apalagi teknik storytelling ini menekankan penggambaran perasaan, perjuangan dan pengalaman yang relatable.

Bisa dibilang teknik ini tak mudah untuk dilakukan, tapi kamu tetap bisa melakukannya kok. Caranya adalah dengan langkah-langkah berikut:

  • Gunakan saja kisah nyata atau pengalaman pribadi kamu sebagai contoh. Namun, pastikan bahwa kisah tersebut relate dengan cerita yang dibawakan di dalam tulisanmu ya!
  • Bangun sebuah karakter dari tokoh utama yang memiliki emosi dan motivasi yang jelas. Untuk menciptakan karakter ini, kamu bisa memperhatikan karakter dari orang-orang di sekitar kamu. Telaah perilaku mereka dan apa yang mereka khawatirkan, dengan begitu cerita akan menjadi lebih
  • Pilih tema-tema cerita yang umum atau universal seperti cinta, kehilangan atau impian meraih kehidupan lebih baik. Biasanya pembaca akan lebih suka dengan cerita-cerita yang relate dengan mereka dan pernah dialami.

Nah, itu dia 4 teknik storytelling yang bisa kamu lakukan untuk menciptakan cerita yang lebih menarik dan connected dengan pembaca kamu! Cara-cara ini bisa kamu pilih salah satu atau gunakan kombinasi dari beberapa tekniknya. Tentu saja kamu perlu memahami dan mempelajari teknik ini agar hasil tulisan menjadi lebih menarik dan berkualitas.

Setelah mempelajari dan paham, maka kamu bisa berlatih dan mempraktikkan di dalam naskah tulisanmu. Namun, jika kamu merasa bahwa ini semua memakan waktu maka tidak ada cara lain yang bisa kamu lakukan selain mencari bantuan profesional.

Eits, jangan salah! Menulis juga butuh bantuan dari si ahli jika memang diperlukan. Tapi, siapa yang bisa membantu?

Teknik Storytelling? Alhambra Pasti Bantu!

Kamu akan butuh bantuan penulis profesional seperti Alhambra Professional Writer jika memenuhi beberapa syarat ini:

  • Tidak memiliki waktu luang untuk mempelajari seluruh teknik menulis
  • Merasa masih perlu mengasah kemampuan menulis
  • Sudah mencoba menulis tetapi tidak juga terealisasi.

Nah, jika hal ini kamu alami maka sudah sepatutnya untuk mencari bantuan, bukan begitu? Dengan bantuan dari ghostwriter, kamu tidak hanya akan memiliki tulisan yang apik dan berkualitas tetapi juga adjustable. Maksudnya adalah kamu bisa memberikan arahan dan request kepada tim penulis untuk mewujudkan tulisan yang diinginkan.

Apakah kamu ingin menggunakan teknik storytelling Show, Don’t Tell? Alhambra bisa bantu! Atau kamu ingin menggunakan teknik Cliffhanger? Serahkan saja kepada Alhambra Professional Writer! Kami bisa mewujudkan genre, tema, dan konten tulisan yang sesuai dengan keinginan kamu!

Sekarang kamu sudah tahu bahwa Alhambra Professional Writer bisa membantu, lalu tunggu apalagi? Segera hubungi https://alhambraprofesionalwriter.com/ untuk informasi lebih lanjut terkait dengan jasa kami! Teknik storytelling apapun bisa kami wujudkan!

 

Bagikan Ke :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to top