Membangun Personal Branding Pemilu dari Buku? Memang Bisa?
Membangun Personal Branding Pemilu dari Buku? Memang Bisa?
Negara Indonesia merupakan negara demokrasi sehingga kepemimpinan di Indonesia ditentukan dengan pemilihan umum (pemilu). Banyaknya kader politik yang tergabung dalam partai membuat persaingan di panggung politik berjalan ketat. Seorang politikus dituntut memiliki personal branding yang menarik perhatian masyarakat. Salah satu cara membangun personal branding pemilu adalah dari buku.
Buku merupakan media ampuh untuk membangun citra diri, terlebih untuk seorang politikus yang sedang menghadapi pemilu. Dengan memiliki buku maka politikus tersebut telah membangun sebuah kartu nama yang powerful. Dalam pemilu tentunya dibutuhkan personal branding yang menarik agar mendapat trust dari masyarakat luas.
Membangun Personal Branding dari Buku
Banyak orang belum mengetahui bahwa buku dapat menjadi media untuk membangun personal branding yang sangat ampuh. Pada umumnya politikus membangun citra diri mereka melalui media sosial karena merasa jangkauannya lebih luas, di sisi lain buku memiliki target tersendiri yang pastinya juga memiliki masyarakat pendukung yang tidak sedikit.
Dalam kaitannya dengan pemilihan umum, membangun personal branding pemilu dari buku juga sangat penting. Personal branding dalam buku terkesan lebih elegan jika dibandingkan dengan mem-branding diri melalui sosial media. Alasannya adalah tidak semua orang dapat membangun personal branding dengan buku, berbeda dengan sosial media di mana semua orang dapat melakukannya.
Berikut adalah cara membangun personal branding pemilu melalui sebuah buku
Melakukan Riset
Hal pertama yang diperlukan untuk membangun personal branding dalam pemilu dari sebuah buku adalah melakukan riset. Riset dilakukan untuk mengetahui siapa target yang akan membaca buku tersebut. Seorang politikus yang mengikuti pemilu pastinya membutuhkan kepercayaan publik, selain melalui kampanye juga dapat melalui sebuah buku.
Riset tentu dilakukan jauh sebelum pemilu dimulai. Riset juga dapat dilakukan oleh tim sukses (timses) dari politikus tersebut. Dalam riset yang dilakukan adalah mencari target yang tepat untuk kemudian menjadi sasaran untuk personal branding. Setelah mendapat hasil yang cukup maka penulisan buku untuk personal branding dapat dilakukan.
Menentukan Jenis Buku
Langkah selanjutnya dalam membangun personal branding pemilu melalui buku adalah dengan menentukan jenis buku yang ingin ditulis. Penentuan jenis buku ini bertujuan agar buku yang ditulis sesuai dengan target pembaca. Seorang politikus yang mengikuti pemilu tentu harus memiliki image baik di mata masyarakat dan tentu hal tersebut harus nyata bukan sekadar gimmick. Cara yang tepat untuk membentuk image tersebut adalah dengen menulis buku.
Terdapat beberapa jenis buku yang cocok seperti buku biografi, autobiografi, serta buku-buku motivasi. Selain memuat personal branding buku tersebut dapat berisi strateginya ketika terpilih nanti. Apabila buku tersebut dapat dibaca banyak orang maka akan meningkatkan kepercayaan banyak orang yang membaca. Dengan mendapat kepercayaan ketika pelaksanaan pemilu, maka tokoh politik tersebut dapat memobilisasi masyarakat untuk memberikan dukungannya.
Melakukan Distribusi Buku dengan Tepat
Setelah menentukan jenis buku dan menulisnya hingga mencetak, maka langkah selanjutnya adalah mendistribusikan buku tersebut. Membangun personal branding pemilu dari buku memang tidak semudah melakukannya dengan media lain. Perlu usaha ekstra agar brand yang diusung dapat diterima masyarakat luas. Dalam kaitannya dengan hal itu maka distribusi buku sangat diperlukan.
Seorang tokoh politik yang mengikuti pemilu dapat mendistribusikan buku personal branding miliknya terhadap relasi-relasinya, membagikannya saat melakukan kampanye, dan juga dapat mengemasnya sebagai barang untuk dijual di toko-toko buku. Dengan distribusi yang tepat maka dapat dipastikan politikus tersebut akan banyak dikenal dan akan berpengaruh juga saat mengikuti pemilu.
Manfaat Membangun Personal Branding Pemilu Dari Buku
Setelah mengetahui cara-caranya maka hal lain yang perlu diketahui adalah manfaat dari membangun personal branding pemilu dari sebuah buku. Membangun personal branding dari sebuah buku tentu memiliki banyak manfaat yang nantinya berpengaruh terhadap pemilu. Seperti yang kita ketahui bahwa terdapat dua dimensi dalam penilaian terhadap brand yang pada hal ini adalah politikus.
Dimensi berwujud (tangible) dapat diketahui dari tampilan fisik, gaya komunikasi, dan juga tindakan yang dilakukan tokoh politik tersebut. Sedangkan buku dapat bermanfaat untuk membangun personal brand dari dimensi tidak berwujud (intangible) seperti sifat, karakter, serta pencapaian positif lainnya. Selain itu terdapat beberapa manfaat lainnya sebagai berikut
Lebih Classy dan Ekslusif
Manfaat yang didapat ketika membangun personal branding pemilu dari buku adalah memiliki kesan classy atau berkelas serta memiliki tingkat ekslusivitas tinggi. Dalam pelaksanaan pemilu pastinya masyarakat memperhatikan kandidat berdasarkan tingkat pengetahuan dan tingkat intelegensinya. Seorang tokoh politik yang memiliki buku tentu dinilai memiliki tingkat literasi yang tinggi dan pasti mendapat lebel sebagai tokoh yang memiliki intelegensi tinggi.
Buku memang sangat berpengaruh, banyak orang akan berpikir bahwa seseorang yang memiliki buku pastinya memiliki kompetensi yang tinggi. Selain itu, orang akan cenderung memberikan trust yang tinggi pada pemimpin-pemimpin yang memang kompeten. Tokoh politik akan dinilai lebih kompeten ketika memiliki buku personal branding apalagi yang berkaitan dengan dunia politik, hal itu akan berbeda bila dilakukan hanya dengan mengandalkan media sosial.
Alat Pendukung Kampanye
Manfaat lain dari membangun personal branding dari buku untuk pemilu adalah sebagai alat pendukung kampanye. Seorang tokoh politik yang mengikuti pemilu tentu perlu mencari pendukung agar nantinya terpilih, salah satu cara adalah dengan melakukan kampanye. Kampanye tidak hanya dilakukan pada masyarakat umum, dapat juga dilakukan dalam lingkup khusus seperti dalam lingkup pendidikan.
Ketika melakukan kampanye dengan target tertentu yang dinilai memiliki power maka tokoh politik dapat membawa sebuah buku untuk memperkuat personal branding. Hal itu lebih efektif daripada tokoh politik tersebut hanya bertindak sebagai komunikator dan mengampanyekan dirinya hanya melalui verbal. Buku dapat mengemas branding tokoh politik tersebut dengan lebih ekslusif.
Itulah hal-hal yang berkaitan dengan membangun personal branding dengan buku, terutama untuk kepentingan pemilu. Pada intinya tokoh politik sangat memungkinkan membangun personal branding melalui media buku karena memiliki popularitas yang tinggi. Dengan buku maka tokoh politik tersebut akan memiliki kesan berbeda dari tokoh lain yang hanya mengandalkan tim suksesnya.
Personal branding pemilu dengan buku juga dinilai lebih elegan jika dibandingkan dengan kampanye menggunakan pamflet atau banner yang dipasang pada papan-papan iklan di sepanjang jalan. Dengan buku, tokoh politik dapat menuang prestasinya baik di bidang politik atau non-politik dengan halus atau tidak kontras. Tokoh politik juga dapat mengemas buku dalam bentuk biografi yang nantinya memiliki kesan transparan terkait kehidupannya sehingga trust dari masyarakat juga akan meningkat. Jika terlalu sibuk dengan kegiatan seputar pemilu, terdapat opsi lain untuk tetap memiliki buku yaitu dengan menggunakan jasa penulis profesional. Anda dapat menemukan beragam jasa-jasa terkait penulisan di media daring, salah satunya di https://bit.ly/jasanulisbuku.