Meniti Arung Jeram Pernikahan, Kumpulan Kisah yang Tak Diharapkan

Kata ”pernikahan” mungkin bagi sebagian orang penuh dengan rasa bahagia, rasa cinta dan berbunga-bunga. Tapi bagaimana jika kata itu justru menjadi gerbang awal sebuah penyiksaan tanpa henti? Bagaimana jika ternyata pernikahan membawa mimpi buruk bagi seorang wanita?

KDRT atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah topik menakutkan bagi para wanita. Tidak ada yang mau menjadi korban dari kekerasan oleh pasangannya sendiri. Tetapi, sayangnya tindakan KDRT masih sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Coba lihat seberapa banyak berita yang menyatakan para wanita hampir mati karena dipukul suaminya sendiri? Miris memang…

Hal inilah yang menjadikan alasan dasar Anna Ruswan untuk mengabadikan kisah-kisah kekerasan dalam rumah tangga yang dijalani oleh wanita di luaran sana. Tentu, penulis tak akan sembrono untuk menyebar identitas asli dari penyintas kekerasan. Coba baca bukunya yang berjudul Arung Jeram Pernikahan, maka Anda akan mengetahui sudut pandang dari korban kekerasan rumah tangga.

Menelisik Sisi Penulis

Anda mungkin bertanya-tanya, apakah penulis mengalami kekerasan dalam rumah tangganya sehingga bisa menulis sebuah karya yang sangat menarik untuk dikulik? Kalau pikiran ini terlintas di kepala Anda, jawabannya salah. Anna Ruswan telah mengarungi pernikahan bersama suaminya selama 50 tahun dan merasa sangat bahagia.

Lalu, dari mana beliau mendapatkan semua kisah ini? Anna adalah seorang aktivis pemerhati perempuan. Tergabung dalam organisasi Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak membuatnya tahu dengan situasi yang terjadi di sekitarnya.

Kisah-kisah itu ia tulis dan bukukan agar menjadi pelajaran bagi para wanita di luaran sana, bukan untuk menakuti mereka supaya tidak menikah. Tetapi, untuk mengetahui apa sebenarnya yang memicu para suami untuk melakukan KDRT pada istrinya, dan memperbaiki masalah itu sehingga kekerasan tak akan terjadi di biduk rumah tangga.

8 Kisah Memilukan, Penuh Pelajaran

Buku ini memiliki jumlah delapan bab yang memiliki kisah berbeda-beda tetapi semuanya merasakan hal yang sama, yakni kekerasan. Uniknya, penulis dari buku ini memulai kisah-kisah di dalam rumah tangga dengan berurutan. Maksudnya, Anna Ruswan menulis apa saja yang menjadi pemicu masalah di rumah tangga. Komunikasi misalnya.

Kisah di bab 1 dan 2 menceritakan secuil cekcok yang terjadi di antara suami dengan istrinya. Tentu, ini diakibatkan oleh komunikasi yang buruk dan tidak setara. Sedangkan kisah-kisah berikutnya berisi tentang kasus yang lebih buruk. Mulai mencaci dan menunjukkan kekerasan verbal, hingga berlanjut kepada kekerasan fisik.

Memang di dalam sebuah pernikahan tak luput dari terpaan masalah yang kian banyak. Tetapi, tetap saja kekerasan verbal dan fisik yang ditujukan kepada pasangan masing-masing tidak dapat dibenarkan. Kekerasan tetaplah kekerasan.

”Faktor penting dalam pernikahan adalah komunikasi yang setara, adil, dan terbuka. Selain itu, juga menghargai pendapat pasangan dan saling menghormati”

Anna Ruswan

Dikemas Interaktif dan Warna-Warni

Meski kisah yang dibawakan adalah cerita yang benar-benar tidak diinginkan jika terjadi kepada siapa pun, Anna Ruswan justru mengemas buku ini dengan sangat interaktif dan berwarna.

Anda akan dihadapkan pada gambar halaman yang sangat memanjakan mata dengan aksen bunga di setiap sudut halamannya. Untuk setiap kisah yang usai pun dicantumkan bentuk renungan. Ini menarik karena pembaca seakan diajak untuk belajar bersama-sama tentang kisah yang baru saja dibacanya.

Konten pun diperkaya dengan interactive tools yang mempersilakan pembaca untuk menulis dan membayangkan bagaimana jika mereka di posisi wanita-wanita di buku ini. Apa yang mereka lakukan?

Dengan konsep buku yang menarik, Anna Ruswan berhasil memanjakan pembaca untuk terus menyelami kisah-kisah dari ”narasumber”-nya. Sehingga, tak hanya mendapatkan pelajaran berharga dalam arung jeram pernikahan tetapi juga bisa menuangkan pikiran mereka ke dalam buku ini.

Menggunakan Teknik Story Telling

Kisah-kisah yang dibawakan ini dikemas dengan bahasa yang ringan dan mudah untuk dipahami. Terlebih cara story telling dipilih oleh penulis sebagai media penyampaian topik. Anda akan dibawa untuk serasa membaca novel dengan beragam masalah yang pelik. Sekali lagi, memang topik KDRT ini sangat suram dan memilukan untuk dibaca tetapi Anna Ruswan berhasil mengemasnya dengan apik.

Apakah ada gambar ilustrasi? Tentu saja. Di beberapa kisahnya digambarkan sosok-sosok yang menjadi pelakon cerita. Anda akan melihat sosok suami yang membentak istrinya, atau berboncengan mesra dengan istrinya. Buku ini memang sangat lihai dalam meng-entertain para pembacanya.

Anna Ruswan membawa pembaca ke dalam dunia yang penuh emosi dengan menggunakan teknik penuturan cerita yang terasa dekat dan nyata. Setiap cerita dirangkai dengan detail yang membuat pembaca merasa seolah-olah mereka mengenal setiap karakter secara pribadi.

Walaupun kisah-kisah yang disajikan berat dan memilukan, Anna selalu memberikan harapan di akhir setiap cerita. Ia menunjukkan bahwa meskipun hidup bisa menjadi sangat sulit, selalu ada jalan keluar dan masa depan yang lebih cerah menanti. Dengan dukungan yang tepat dan keberanian untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan, para penyintas bisa menemukan kedamaian dan kebahagiaan kembali.

Arung Jeram Pernikahan bukan hanya sekadar buku, tetapi sebuah cerminan dari realitas yang dihadapi oleh banyak wanita. Ini adalah panggilan bagi kita semua untuk lebih peduli, lebih memahami, dan lebih berani dalam menghadapi isu kekerasan dalam rumah tangga. Buku ini layak dibaca oleh siapa saja yang peduli tentang kesetaraan, keadilan, dan cinta yang seharusnya menjadi dasar dari setiap pernikahan.

”Perselingkuhan identik dengan ketidaksetiaan pasangan, tentunya akan sangat menyakitkan. Namun, selalu ada harapan untuk menyelamatkan perkawinan. Komunikasi yang baik harus dikedepankan. Perbarui komitmen dan saling memaafkan, jangan buru-buru memutuskan perceraian.”

Quotes ini ditemukan di halaman 191 setelah kisah tentang seorang wanita yang diselingkuhi suaminya. Dengan adanya quotes ini, pembaca serasa dinasihati dan diberikan konseling oleh Anna Ruswan.

Mengabadikan Kisah Nyata Untuk Dibaca

Kisah-kisah nyata yang ditulis oleh wanita berdarah asli Maluku ini, sangatlah penuh dengan manfaat bagi para pembaca. Melalui kisah-kisah ini, banyak hal yang bisa dipelajari dan dipetik hikmahnya.

Menjadikan kisah nyata ke dalam sebuah buku yang dibalut dengan genre bercerita ala novel ini jelas sekali menarik perhatian. Akan ada banyak sekali pembaca di luaran sana yang akhirnya memutuskan untuk membaca buku dengan konsep menarik, seperti buku Arung Jeram Pernikahan.

Anda tak perlu risau jika ingin mengabadikan kisah nyata untuk dibaca karena Anda bisa mengikuti jejak Anna Ruswan. Dengan menggunakan nama samaran, sosok ”asli” tidak akan diketahui dengan bebas. Jika Anna bisa, mengapa Anda tidak?

Abadikan kisah nyata yang menarik dari hidup Anda ke dalam sebuah buku yang akan menebar hikmah. Apalagi, buku yang ditulis pun bisa menjadi legacy untuk penulisnya. Kalau begitu, marilah memulai untuk mengabadikan momen menarik menjadi sebuah kisah indah nan unik, bersama dengan https://jasapenulisprofesional.com

Bagikan Ke :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to top