Menulis Cerita Fiksi, Mengembangkan Imajinasi Dalam Sebuah Tulisan
Menulis cerita fiksi adalah hal yang sanagat menarik. Cerita fiksi memiliki tempat tersendiri di hati pembaca. Apa yang membuat cerita fiksi menarik? Alasannya adalah hal yang terjadi dapat diatur sesuai imajinasi penulis. Seorang penulis seolah-olah “tuhan” yang menciptakan alur kehidupan untuk seorang karakter, semakin tinggi imajinasi penulis maka akan semakin menarik bagi pembaca.
Imajinasi adalah sebuah bahan mentah dari sebuah cerita fiksi. Tidak ada aturan baku dalam hal itu, semua orang bebas berimajinasi tentang apa pun. Beralih ke tulisan fiksi, buku fiksi merupakan buku yang memiliki penggemar cukup besar jika dibandingkan dengan buku non-fiksi. Seseorang akan menikmati bacaan seolah hadir dalam penceritaan buku tersebut sehingga membaca lembar demi lembar buku menjadi sebuah kenikmatan, apakah Anda juga demikian?
Apa itu Cerita Fiksi?
Sebelum mulai menulis cerita fiksi, perlu dipahami apa itu “cerita fiksi”. Sebelumnya, telah dijelaskan sedikit terkait cerita fiksi, dan berikut penjelasannya yang lebih mendalam. Cerita fiksi dapat diartikan sebagai cerita rekaan pengarang dan bukan berasal dari sebuah kejadian nyata. Tahukah Anda bahwa cerita fiksi pertama kali ditulis oleh seorang perempuan?
Cerita fiksi berbentuk novel dengan seribu halaman yang ditulis oleh Murasaki Shikibuka adalah cerita fiksi pertama yang lahir. Murasaki memberi judul karyanya Genji Monogotari atau The Tale of Genji. Dalam Bahasa Indonesia diartikan Hikayat Genji. Novel ini berlatar istana karena penulisnya adalah seorang dayang pada saat itu.
Bahasa yang digunakan sangat rumit bahkan para ahli kesulitan untuk memaknai cerita tersebut. Peneliti menilai bahwa Murasaki Shikibukai adalah nama pena, bukan nama sebenarnya dan novelnya terbit pada tahun 1001. Namun, peneliti juga memiliki hipotesis bahwa pada tahun diterbitkannya, novel tersebut belum sepenuhnya selesai. Buku setebal 1000 halaman ini memiliki 54 bab di dalamnya. Selain dikenal sebagai novel yang pertama, karya ini juga merupakan karya sastra bergenre roman yang pertama.
Fun Fact Menulis Cerita Fiksi
Dalam menulis cerita fiksi, banyak orang mengalami kesulitan karena merasa kurangnya imajinasi yang dimiliki. Selain itu, menulis tanpa memiliki persiapan yang matang akan berakibat pada terbengkalainya tulisan tersebut. Taukah Anda, beberapa cerita fiksi lahir dari proses panjang yang menyita banyak waktu pun tenaga penulis tersebut.
Cerita fiksi yang ditulis bisa saja melalui proses kreatif yang panjang. Penulis fiksi bahkan perlu melakukan sebuah riset tertentu agar mendapat insight untuk tulisannya. Fiksi memang bersumber dari rekaan penulis, tapi dalam berimajinasi terkadang seseorang membutuhkan sebuah trigger agar muncul gambaran yang lebih kompleks dalam benaknya. Itulah alasan mengapa beberapa penulis melakukan riset terlebih dahulu.
Riset Muntahan Paus demi Cerita Fiksi
Anda tidak salah baca, novelis yang sudah terkenal dengan tulisannya yang memukau dan selalu laris di pasaran, yaitu Dewi Lestari atau yang lebih dikenal dengan nama Dee telah melakukan riset pda muntahan ikan paus. Dalam menulis cerita fiksi, selain imajinasinya yang menarik, Dee memang terkenal dengan hasil risetnya yang luar biasa ketika melahirkan sebuah karya.
Dalam novel seri Supernova, ia menghabiskan bertahun-tahun untuk merampungkan tetraloginya karena alasan riset. Dee juga melakukan riset yang berkaitan dengan penciuman untuk karya fiksinya. Novelis itu pernah pergi ke tempat pembuangan akhir Bantar Gebang, mengikuti kursus peracikan parfum, dan juga mencium bau muntahan ikan paus demi karyanya yang berjudul Aroma Karsa. Menulis cerita fiksi memang bisa dilakukan semua orang, tapi yang dilakukan Dee adalah hal yang luar biasa.
Novel 500 Juta Eksemplar
Beralih ke luar negeri, tahukah Anda bahwa novel berjudul Don Quixote karya Miguel de Carvantes telah laku terjual sebanyak 500 juta salinan? Cerita fiksi Ini eksis pada tahun 1612, menceritakan tentang seorang bangsawan yang memutuskan untuk menjadi seorang ksatria dan dikenal dengan nama Don Quixote de la Mancha.
500 juta eksemplar tentu jumlah yang sangat banyak, hingga saat ini belum ada seseorang yang menulis cerita fiksi dengan jumlah eksesmplar terjual sebanyak itu. Cerita fiksi memang tidak ada masa kadaluwarsanya, akan selalu menembus ruang dan waktu. Kabar gembiranya adalah setiap orang dengan kemauan dan usaha yang kuat dapat menjadi seorang penulis cerita fiksi. Oleh karena itu, Anda juga berkesempatan menjadi penulis fiksi terkenal apabila memiliki ketekunan.
Cara Mudah Menulis Cerita Fiksi
Setelah mengetahui beberapa hal menarik terkait karya fiksi, selanjutnya adalah cara basic yang akan mempermudah seseorang ketika ingin menulis cerita fiksi. Pertama adalah penentuan ide, Anda bebas untuk memilih ide penceritaan seperti apa. Ide mencakup gambaran besar cerita, dan juga tema yang diangkat. Fungsi dari langkah ini adalah untuk membuat pondasi cerita agar memiliki konsistensi ketika seseorang membaca.
Kedua, menentukan unsur intrinsik seperti tokoh, latar waktu dan tempat, dan juga jenis alur. Dunia rekaan penulis juga memiliki batasan, apabila seorang penulis tidak menentukan secara lengkap unsur instrinsiknya, maka di suatu hari akan menyulitkannya dalam menuntaskan naskah. Ketiga, membuat kerangka tulisan. Kerangka tulisan dapat bersifat fleksibel atau berubah setiap saat. Dengan membuat kerangka maka cerita akan memiliki struktur yang kokoh ketika dikembangkan sesuai imaji.
Keempat, konsisten menulis naskah. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa Dee membutuhkan waktu hingga dua tahun untuk menulis satu cerita fiksinya. Tahukah Anda bahwa karyanya tersebut adalah novel ke-12 dari Dee. Hal tersebut dapat menjadi contoh bahwa konsistensi dibutuhkan dalam menulis. Jadi, menulis fiksi tidak hanya sekadar mengandalkan imajinasi dan kemampuan menulis semata.
Rekomendasi Buku Fiksi Kekinian
Seiring berkembangnya waktu tentu banyak karya-karya fiksi yang lahir, baik dari penerbit mayor atau pun minor. Jika Anda sedang mencari referensi terkait buku fiksi yang menarik maka Anda dapat membaca Sebatang Kara karya Lisa Mandira. Buku ini mengangkat tema terkait mental health issue pada seorang anak bernama Kara.
Dengan narasi yang yang tidak terlalu padat maka buku ini dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca. Perpaduan narasi dan gaya bahasa yang sederhana akan membuat pembaca tidak perlu bersusah payah untuk membentuk imajinasi yang disampaiakan penulis. Terlebih, penulis menggunakan sudut pandang orang pertama, yaitu Kara yang tidak lain adalah tokoh utama.
Buku ini cocok untuk Anda yang sedang ingin membaca cerita fiksi dengan tema yang unik atau jarang ditemui. Selain itu, ilustrasi dalam buku ini patut diacungi jempol, dengan ilustrasi yang dibuat seolah lukisan cat minyak serta paduan warna pastel yang menarik akan membuat pembaca semakin betah membaca buku ini.
Ingin Mempunyai Buku Fiksi Sendiri?
Sebelumnya telah dijelaskan secara singkat terkait cara basic dalam menulis cerita fiksi. Bisa jadi Anda adalah seseorang yang memiliki imajinasi tinggi dan menarik tetapi kesulitan dalam menuangnya ke bentuk tulisan. Di sisi lain, Anda harus meluangkan waktu yang tidak sedikit dalam penulisan fiksi. Apabila Anda mengalami kendala tersebut, solusinya adalah menggunakan jasa penulis profesional. Ide yang autentik dan original dari Anda akan dikemas dengan gaya penulisan profesional, https://bit.ly/jasanulisbuku adalah salah satu penyedia jasa penulisan profesional yang dapat Anda gunakan.