Penulis Perlu Tahu, Inilah 4 Strategi Menemukan Minat Pembaca Buku
Penulis Perlu Tahu, Inilah 4 Strategi Menemukan Minat Pembaca Buku
Saat kita hendak menulis buku, ada dua opsi yang tersedia. Pertama, kita menulis buku menyesuaikan selera pasar yang sedang tren saat itu. Kedua, kita menulis buku berdasarkan selera kita sendiri, kemudian baru memutuskan target pasar yang sesuai dengan buku kita. Kedua opsi tersebut sama-sama mengharuskan penulis untuk paham strategi menemukan minat pembaca, tujuannya agar buku yang ditulis bisa diterima dan disambut baik oleh pembaca di pasaran.
Serupa dengan taktik marketing produk pada umumnya, dalam bidang perbukuan juga dibutuhkan strategi jitu untuk mengetahui minat pembaca. Dengan tahu minat pembaca, akan lebih mudah bagi penulis untuk memetakan arah tulisannya; kepada kalangan pembaca mana bukunya akan didistribusikan; dan seberapa baik potensi penjualan bukunya jika ingin dipublikasikan secara lebih luas. Itulah mengapa penulis perlu punya strategi mengetahui minat para pembaca ketika akan menulis buku.
4 Strategi Jitu Menemukan Minat Pembaca Buku
Ada yang mengatakan bahwa setiap buku akan menemukan pembacanya masing-masing. Artinya, genre buku tertentu akan disukai oleh orang-orang yang memang menaruh minat terhadapnya, meskipun di sisi lain ada pula orang-orang yang tidak menyukainya. Jadi, kita “hanya” harus menemukan jalan yang efektif agar buku kita bisa sampai ke kalangan pembaca yang tepat. Pertanyaannya, bagaimana jalan yang efektif tersebut? Inilah yang akan kita bahas selengkapnya tentang lima strategi jitu untuk mengetahui minat pembaca buku.
1. Melakukan Survei di Kalangan Pembaca
Kiat menemukan minat pembaca yang pertama adalah dengan melakukan survei terbuka kepada kalangan pembaca. Kiat ini merupakan strategi yang paling mungkin dan paling banyak dilakukan untuk tahu minat para pembaca, meskipun efektivitasnya tidak selalu tinggi (bergantung pada metode survei yang dipilih). Secara umum, ada tiga metode yang sering digunakan untuk melakukan survei minat pembaca.
- Kuesioner
Membagikan kuesioner (daring maupun fisik) kepada para pembaca dapat dilakukan dengan menyusun daftar pertanyaan yang bertujuan menggali informasi sesuai kebutuhan. Buatlah pertanyaan yang singkat, padat, dan jelas dalam bentuk pertanyaan terbuka maupun pertanyaan pilihan. Lebih baik diperbanyak tipe pertanyaan berupa pilihan jawaban agar jawaban yang diberikan responden lebih terarah. Pertanyaan terbuka bisa dipakai untuk hal-hal yang berkaitan dengan alasan atau pendapat pribadi.
- Wawancara
Selain kuesioner, Anda juga bisa melakukan wawancara langsung untuk mengetahui minat pembaca. Respondennya bisa dari orang-orang di sekitar Anda, atau orang-orang tertentu yang menurut Anda paling mewakili kalangan pembaca sesuai target pasar buku Anda. Susunlah daftar pertanyaan yang sistematis dan representatif terhadap informasi yang Anda butuhkan.
- Kuis game di media sosial
Anda juga bisa memanfaatkan media sosial untuk menggali lebih dalam tentang minat pembaca. Apalagi media sosial saat ini sudah menyediakan banyak fitur menarik uyang dapat digunakan untuk bertanya kepada lebih banyak orang dalam satu waktu. Misalnya saja, di Instagram ada fitur kuis/pertanyaan/opsi yang bisa dipakai jika ingin tahu buku apa yang sedang digemari orang-orang. Anda pun dapat membuat berbagai macam pertanyaan sesuai kebutuhan dengan kemasan sekreatif mungkin agar orang yang melihat posting Anda tertarik mengisinya.
2. Memantau dan Mengikuti Tren di Kalangan Pembaca
Cara menemukan minat pembaca juga bisa dilakukan dengan memantau sendiri tren buku bacaan yang paling digemari di kalangan pembaca. Strategi ini tidak seperti metode survei yang bisa hasilnya bisa langsung didapatkan dalam jangka waktu relatif cepat. Untuk bisa memantau dan mengikuti tren pembaca, Anda harus aktif membaur di tengah-tengah kalangan pembaca.
Di era yang sudah didominasi oleh media sosial seperti sekarang ini, sejatinya kita sangat dimudahkan untuk tahu apa yang sedang tren. Dalam konstelasi perbukuan, hampir di setiap media sosial sudah sebutannya sendiri bagi para bibliofilia. Di Twitter misalnya, ada istilah booktweet, yaitu akun orang-orang yang berisi khusus bahasan buku, mulai dari review, diskusi, hingga bertukar reading list. Adapun di Instagram, akun semacam itu disebut bookstagram. Di Tumblr juga ada akun serupa, begitu pula di platform media sosial lainnya.
Anda dapat memantau akun-akun semacam itu untuk bisa tahu topik apa yang saat ini sedang tren di kancah perbukuan. Anda pun bisa mengamati jenis buku apa yang paling banyak diperbincangkan oleh mereka, apa yang menjadikan buku tersebut banyak dibicarakan, dan bagaimana reaksi para pembaca terhadap buku tersebut.
3. Memanfaatkan Goodreads
Para pegiat literasi masa kini tentu sudah tidak asing lagi dengan Goodreads. Bagi yang belum tahu, Goodreads merupakan platform jejaring sosial digital yang dikhususkan untuk katalogisasi buku. Sebagaimana platform jejaring sosial lain, Goodreads juga dilengkapi dengan fitur komunitas seperti friend, group, hingga discussion. Pengguna pun juga bisa memberikan penilaian beserta ulasan terhadap buku apa saja yang telah dibaca.
Goodreads dapat dimanfaatkan sebagai strategi memahami minat pembaca apabila tahu paham betul cara kerjanya. Goodreads bahkan sudah menyediakan laman buku-buku paling “hits” yang dicintai pembaca nasional maupun internasional. Tentu ini akan menjadi informasi yang sangat berharga, paling tidak Anda jadi tahu buku seperti apa yang menjadi primadona di platform bibliofilia terbesar ini.
Anda juga bisa berburu inspirasi dengan menyimak ulasan yang sudah diberikan para pembaca terhadap buku-buku ternama. Dari sini saja sudah banyak informasi tentang minat pembaca yang dapat Anda gunakan sebagai bahan pertimbangan saat hendak menulis buku. Belum lagi jika Anda sudah benar-benar aktif di Goodreads kemudian punya banyak teman, Anda bisa tahu buku-buku apa yang sedang dibaca oleh teman digital Anda. Semua itu bisa menjadi referensi penting saat Anda akan menulis buku.
4. Bergabung dengan Komunitas Para Pembaca Buku
Apabila bergabung dengan komunitas digital terasa belum otentik, bisa juga ditambah dengan join di komunitas pembaca buku yang berbasis daerah. Biasanya komunitas pembaca berbasis daerah lebih sering mengadakan acara live seputar perbukuan. Sekadar untuk diskusi rutin atau mengikuti event literasi tertentu.
Bergabung di komunitas pembaca juga bisa menjadi strategi memahami minat pembaca yang efektif. Gambarannya begini, bayangkan Anda adalah seorang penulis yang hendak membuat novel buku self-improvement. Sejujurnya Anda masih bingung apa yang harus ditulis, hanya saja sudah punya gambaran besar premis bukunya. Anda ingin tahu sebenarnya buku self-improvement seperti apa sih yang diminati oleh pembaca.
Dengan bergabung di komunitas pembaca buku, Anda bisa meminta pendapat kepada rekan-rekan komunitas tentang rencana buku Anda. Anda bisa bertanya buku seperti apa yang dinikmati dan diminati oleh mereka. Pasti akan ada berbagai insight baru yang Anda dapatkan dari hasil pendapat rekan-rekan komunitas. Hasilnya itu pun bisa Anda olah menjadi bahan menulis, termasuk mengarahkan tujuan penulisan buku Anda.
Ketika buku Anda sudah jadi pun, besar kemungkinan rekan-rekan komunitas tersebut penasaran dengan buku yang Anda buat. Apalagi jika mereka merasa dilibatkan dalam proses kreatif Anda selama menulis, akan semakin besar keingintahuan mereka terhadap hasil buku Anda. Artinya, Anda sudah punya calon-calon pembaca buku. Metode yang menarik sekali, bukan?
Sangat disayangkan jika kita telah mengeluarkan effort sangat besar untuk memproses sebuah karya hingga diterbitkan menjadi buku, tetapi malah tidak ada yang membacanya karena orang-orang tidak tertarik dengan buku tersebut. Maka dari itu, penting memahami dan memiliki strategi menemukan minat pembaca sejak awal sebagai antisipasi agar skenario serupa itu tidak terjadi. Semoga empat tips di atas dapat berguna bagi Anda yang hendak menulis buku.